Chapter 11

327 34 2
                                    

Happy Reading👑
.
.
.


11. Penguntit
Yogyakarta, 18 Juni 2021


________________________________
_____________________________________________


Diantara hitam dan gelapnya langit selalu ada bulan yang memancarkan sinar. Meski kadang tertutup oleh mendung atau terhalang oleh hujan, bulan tak pernah ada niat untuk meninggalkan. Bulan tidak pernah bosan untuk datang walau akhirnya harus pergi ketika sudah tidak diperlukan. Bulan juga tidak pernah dendam pada si pengganti yang menyebabkan dirinya harus pergi.

Karena bulan tahu segala sesuatu pasti memiliki porsinya sendiri-sendiri. Yang datang pasti akan pergi. Yang hilang pasti akan terganti. Bukannya tidak setia, tapi ada kalanya harus mengalah agar tatanan yang terbentuk berjalan dengan semestinya. Jika mengikuti ego diri sendiri tentu tidak akan ada habisnya.

Begitupun dengan bintang. Walau kadang tak menampakkan namun selalu menjadi yang diharapkan. Kerlipnya tidak pernah bosan untuk dibayang dan dikenang. Tidak jarang, banyak orang yang yang membuat replikanya agar dapat dipandang setiap saat. Tanpa harus menunggu kemunculannya yang tidak menentu.

Bukankah dua benda langit tersebut memberi pelajaran? Jangan pernah bosan menjadi berguna bagi orang lain. Jangan ada kecewa ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan. Dan, teruslah menjadi teladan agar diri dikenang melalui kebaikan.

Disaksikan oleh dua benda yang bertengger indah di pekatnya malam, ada perasaan kalut yang tidak bisa dideskripsikan. Di depan mansion mewah yang dijadikan inti Scorpio rumah kedua, Gabriel duduk dengan tenang di atas kap mobil milik Julliant. Tidak ada kata yang terucap walau hatinya serasa ingin lantang berteriak. Matanya juga fokus memandang ke arah langit dengan isinya.

Dinginnya hembusan angin juga tidak membuatnya beranjak mencari kehangatan. Kadang, memang situasi ini yang banyak dibutuhkan. Merenung dalam hening dan tenangnya malam. Menjadikan diri sendiri prioritas yang perlu dibahagiakan, tanpa harus memikirkan orang lain yang seringkali menjadi beban pikiran.

"Me time?" tanya Alvaro menghampiri, diikuti perusuh-perusuh lain.

"Oh tidak semudah itu ferguso," ucap Louis sambil menaruh perkakas bengkelnya.

Pria! Suka mengotak-atik kendaraannya meski tidak ada masalah. Bongkar pasang yang memerlukan waktu berjam-jam walau kadang tidak ada hasil yang berarti. Sekedar menuntaskan hasrat menyentuh teman yang selalu menemani kemanapun diri pergi.

"Tidak ada yang boleh tenang selagi Fernand masih disini," ucap Fernand sambil ikut berjongkok di depan motor Louis.

"Setan lo emang!" ucap Julliant yang ikut-ikutan membongkar body motor louis.

"Nama tengah gue," ucap Fernand sambil tertawa.

"Kenapa motor rodanya dua?" tanya Julliant random.

"Kalau satu, itu cintaku padamu," jawab Louis sambil mengedipkan satu matanya.

"Jijik," sinis Alvaro bergidik.

"Aaaa gue udah nggak suci lagi denger gombalan lo! Tanggung jawab!" ucap Fernand mendramatisir.

"Lah lo kan Fernand bukan Suci. Sejak kapan malamnya Suci siangnya jadi Fernand?" tanya Julliant sambil memberikan kunci yang diminta Louis.

King & Queenحيث تعيش القصص. اكتشف الآن