Chapter 18

279 34 11
                                    

Happy Reading👑
.
.

18. Empati
23 Agustus 2021


________________________________
_____________________________________________



"STOP!!!!!"

Ckitttttt.......

Rem yang ditarik mendadak membuat ban belakang motor Queen sedikit terangkat. Beruntunglah disela ketidakfokusan dalam menyetir Queen masih bisa mengontrol laju kendaraan. Semalam gadis tersebut dilatih habis-habisan oleh Nick karena dua hari kedepan dadynya dan Nick akan pergi lagi ke luar negeri untuk mengontrol bisnis yang kembali bermasalah.

Imbasnya, Queen baru dibolehkan istirahat ketika jam menunjukkan angka empat pagi. Di tengah rasa lelah dan kantuknya, Queen tetap pergi ke sekolah karena Anthoni tidak akan mau biaya sekolah yang dikeluarkannya menjadi sia-sia.  Sesekali Queen akan meringis ngilu dibalik helm full facenya karena luka di lengannya belum mengering.  Lukanya masih basah namun sudah dipaksa untuk bergerak lincah.

"Stupid! Lo mau mati!" sentak Queen melihat seorang gadis dengan poni yang menutup lebar kening tiba-tiba menghadang laju jalannya.

"Hikss kak tolongin Lala. Lala takut," ucap gadis itu terisak.

Woyyy sini lo!

Jangan lari!

Gue abisin lo!

Suara-suara itu membuat Queen menoleh sesaat, namun fokusnya kembali pada gadis yang nampak ketakutan. Tidak perlu menjadi orang pintar untuk tahu mengapa gadis itu berwajah pias.

"Hikss kak tolong. Mereka jahat sama Lala," ucap gadis itu terisak pilu.

"Akhirnya ketemu juga, lo nggak akan bisa lari sebelum dapat pembalasan," ucap seorang pria dengan masker yang mampu menutupi sebagian wajahnya.

Ketika pria itu hendak menyentuh lengan seorang gadis bernama Lala tadi, Queen dengan sigap melepas helmnya kemudian dilemparkan ke kepala pria itu. Gerombolan yang dibawa pria itu langsung mengerubunginya seperti semut. Mereka juga menggunakan masker sehingga Queen tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya.

Queen turun dari motor sambil mendesah lelah. Tubuhnya sedang kurang baik tapi harus menghadapi lawan yang cukup banyak. Mundurpun percuma, ia sudah dikepung. Lari juga sia-sia ia sudah terlanjur terlibat masalah dengan mereka.

Meski Anthoni sudah menekankan pada dirinya untuk membuang jauh-jauh rasa iba  tapi nyatanya sampai detik ini ia belum sepenuhnya sanggup. Ia mungkin tidak akan segan bila yang dihadapinya adalah orang yang mengancam keselamatan dadynya.

Namun pengecualian untuk kali ini, melihat raut ketakutan gadis tadi, entah mengapa rasa empatinya muncul begitu saja. Ia tahu dan sangat paham rasanya ketakutan tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin lari tapi tidak punya tempat sembunyi. Ingin bersembunyi tapi tidak punya pelindung.

"Mundur!" perintah Queen Lala.

Queen yakin bahwa gadis ini tidak bisa bertarung. Tipe-tipe gadis polos dan manja.

Pria yang dilempari helm oleh Queen bangkit dengan darah yang mengalir dari kening. Queen dapat menebak beberapa titik dari wajah pria yang terbentur helm tersebut pasti akan segera membiru lebam. Queen memang tidak suka tanggung-tanggung ketika berbuat.

Queen memasang kuda-kuda dengan kokoh ketika mereka mulai menyerang. Awalnya tiga orang yang maju, pukulan dan tendangan mulai dilayangkan. Queen bisa menangkis dan menyerang balik dengan mudah karena kemampuan bela diri mereka asal-asalan.

King & QueenWhere stories live. Discover now