Chapter 17

286 33 5
                                    

Happy Reading👑
.
.
.

17. Tak berbalas?
Yogyakarta, 07 Agustus 2021


________________________________
_____________________________________________

"Selamat malam kakak-kakak!"

Pekikan penuh semangat yang terdengar nyaring tersebut membuat inti Scorpio terjengkit kaget. Berbeda dengan si sumber suara yang justru terkikik senang melihat reaksi konyol dari para remaja tampan itu. Sebut saja Sheila Putri Aditama, putri bungsu dari pasangan Liana dan Lio. Gadis manis dengan lesung pipi di sebelah kiri dan poni yang menutupi seluruh lebar dahinya.

Di belakangnya terlihat Arion berjalan santai kemudian merangkul bahu adiknya yang hanya sebatas pundak. Sheila terbilang mungil jika berada di antara inti Scorpio, tapi jika di sandingkan dengan gadis remaja seusianya ia termasuk lumayan tinggi. Arion membawa Sheila ke tengah-tengah sofa yang digunakan inti Scorpio untuk berleha-leha.

Alvaro yang sadar situasi segera meraih remot AC, memindai suhu ruangan yang tadinya dingin menjadi normal. Tidak ada yang protes karena mereka tahu Sheila mudah sakit. Ketahanan tubuh gadis itu sangat rendah bahkan sejak masih kecil. Rumah sakit seolah sudah menjadi rumah kedua baginya. Berulang kali ia keluar masuk rumah sakit karena kesehatannya yang terganggu.

"Buset, jantung gue rasanya mau lompat," ucap Fernand mengelus dadanya pelan.

"Untung kebun binatang nggak gue keluarin," ucap Louis menggelengkan kepalanya.

"Tante Liana waktu hamil ngidam ketemu Agnes Monica kali ya, anaknya jadi melengking suaranya," ucap Gabriel terkekeh.

"Dateng itu nyapa yang bener ya cantik biar setan-setan ini nggak kaget," ucap Julliant dengan senyum manisnya.

"Setan sebut setan," ucap Louis mencibir.

"Setan baik gue," ucap Julliant.

"Nggak ada sejarahnya setan itu baik," ucap Gabriel membantah.

"Kudet lo! Makanya nonton Aitube," ucap Julliant melirik sinis.

"Apaan?" tanya Alvaro mengerutkan kening.

"Ada itu jurnal," jawab Julliant.

"Jurnal apa?" tanya Alvaro penasaran.

"Yaelah primitif, jurnal..."

"JurnalLouis," sela Louis cepat.

"Hidup lo nggak ada menarik-menariknya  dibuat jurnal," ucap Fernand mencibir.

"Belum tau aja lo, jurnal gue isinya kisah cinta yang menjunjung tinggi nilai satu aja nggak akan cukup," ucao Louis berkata dengan bangga.

"Itu namanya buaya! Inget karma boy!" ucap Fernand ngegas.

"Gimana ya yang gue inget namanya dia," ucap Louis berlagak bingung.

Sheila yang sejak tadi menyimak pembicaran mereka lantas tertawa mendengar jawaban Louis. Selera humornya memang rendah, cocoklah dengan lawakan garing milik Louis.

"Nah kan Sheila jadi terlupakan karena ocehan nggak bermutu kalian," ucap Julliant berpindah duduk di sebelah Sheila.

"Nggak bermutu gini lo juga ikutan woy," ucap Fernand sambil membuka kaleng soda di pangkuannya.

"Sheila, mata lo ada apanya tuh?" tanya Louis menunjuk mata Sheila.

"Hah, apa kak?" tanya Sheila meraba sekitaran matanya dengan tangan.

King & QueenWhere stories live. Discover now