Chapter 33

244 31 61
                                    

Happy Reading👑

.
.

33.Pecah
Yogyakarta, 13 September 2022
Typo manusiawi yaa, langsung coment aja biar aku benerin. Tencu gaiss:*


________________________________
_____________________________________________

Dua hari berlalu, namun kejadian itu masih melekat jelas diingatan. Kondisi Arion dan Sheila juga masih sama, belum ada kemajuan yang signifikan. Setiap harinya, orang tua dari masing-masing inti Scorpio akan bergantian menunggu untuk menemani Liana dan Lio yang tidak pernah absen mendampingi anak mereka. Bahkan, Lio sama sekali tidak menyentuh pekerjaanya, semua hal ia limpahkan pada asisten pribadinya.

Suasana suram tidak hanya terjadi di rumah sakit tapi juga di antara inti Scorpio. Perang dingin terjadi di dalam inti Scorpio, Fernand, Julliant, dan Louis secara terang-terangan memberi ultimatum permusuhan untuk King. Tidak ada kontak fisik yang membuat cedera namun sindiran-sindiran halus yang kerap dilontarkan tentu menggores hati menyebabkan luka. Alvaro dan Gabriel menjadi pihak netral tidak membela sisi manapun, mereka akan turun tangan jika salah satu pihak sudah terlalu berlebihan.

Wajar jika mereka marah berkepanjangan karena Arion adalah bagian dari perjalanan hidup mereka. Tapi menghakimi satu pihak dengan kebenaran yang belum pasti adalah langkah yang kurang tepat.

"Berulah jadi tersangka tapi bertindak seolah korban. Selucu ini kehidupan," ucap Fernand duduk di kursinya. Suaranya sengaja ia keraskan sebab melihat King baru saja datang.

Selama dua hari inipun King hanya diam, tidak pernah menanggapi lontaran berisi sindiran itu. Ia membiarkan anggotanya melampiaskan segala rasa yang mereka pendam.

"Lo nggak tahu ya? hidup itu tergantung jadi apa kita berperan. Kalo lo jadi pemeran utama mau sebanyak dan sefatal apapun kesalahan lo orang-orang pasti tetap mihak lo. Beda kalo cuma jadi figuran yang artinya pendukung pemeran utama mau sebaik apapun lo nggak ada artinya di mata mereka," ucap Louis.

"Apalagi anaknya orang berpengaruh, apapun keinginannya sekali jentik langsung selesai semua masalah juga langsung bersih," ucap Julliant menimpali.

"Julliant, Fernand, Louis so sorry buat semua sikap gue yang buat kalian kecewa, tapi tolong kasih waktu buat gue selesain ini semua. Gue bukannya mau bersikap egois karena melindungi dia, tapi dia yang kalian maksud berarti di hidup gue. Nggak bisa dijabarin, intinya dia ngajarin banyak arti kehidupan yang selama ini dia peroleh, dia sebenarnya sosok yang rapuh dan itu bikin gue selalu pengen ngelindungin dia lebih dari diri gue sendiri, dia... bisa ngisi kekosongan dalam diri gue. Dan gue berani jamin Queen nggak seburuk yang ada di pikiran kalian."

"Untuk gue yang bisa menyelesaikan semua hal dengan kekuasaan bokap, gue bangga akan hal itu. Tapi sekalipun, gue nggak pernah libatin bokap sama hal apapun yang menyangkut Scorpio mau masalah sebesar apapun itu. Gue selalu menuntut diri gue sendiri untuk bertanggung jawab karena itu janji gue ada di Scorpio. Untuk Arion dan Sheila jujur gue nggak bisa memprediksi semua ini bakal terjadi, kalau gue tahu nggak akan gue biarin ini terjadi nyawa taruhannya. Kalian benar gue bukan leader yang baik gue minta maaf, selepas masalah ini... gue bakal lepas jabatan ini."

"King!" bentak Alvaro marah.

Mengakhiri kalimat terpanjang yang baru kali ini ia ucapkan, King membungkukan tubuh simbol permintaan maaf lalu pergi begitu saja.

Mereka menatap kepergian King dengan hampa. Semua kalimat yang masuk di gendang telinga mereka menjalar lebih dalam sampai ke hati. Ada rasa bersalah yang mengganggu ketenangan mereka, mungkin mereka terlalu berlebihan atau memang mereka melakukan kesalahan. Mereka berkata seolah saling mengerti lebih dari apapun, tapi nyatanya mereka belum sampai di tahap itu. Masih banyak tangga yang harus mereka pijak untuk lebih saling memahami.

King & QueenOnde histórias criam vida. Descubra agora