Chapter 25

143 27 4
                                    

Happy Reading👑
.
.

25.Nasib
Yogyakarta, 29 Mei 2022
Typo manusiawi yaa, langsung coment aja biar aku benerin. Tencu gaiss:*







Btw, kangen nggak sih sama cerita ini? Kalo iya aku mau bilang maaf karena udah lama nggak update tapi kalo nggak makasih aja deh udah mau mampir syukur" jadi pembaca tetap hehe.
Btw, ada yang dari jogja nggak sii?
Maaf yaa aku mau kasih warning di bawah bakal ada kata" kasar jangan ditiru yaa cantik😊.

________________________________
_____________________________________________

Keringat yang bercucuran di dahi tidak menyurutkan semangat Queen untuk terus memukul samsak abu di depannya. Matanya berkilat ambis, seolah sesuatu di depannya adalah yang sangat dibenci. Pukulan yang dilayangkan menjadi satu-satunya suara yang mengisi keheningan ruang latihan tersebut.

"Cukup nona."

Queen lelah, tenaganya terkuras banyak. Hanya meminum air putih membuat perutnya terasa sangat perih. Kebiasaan buruk Queen yang sering melewatkan sarapan, berdampak merugikan diri sendiri. Namun, gadis tersebut seolah tidak belajar dari pengalaman. Beruntung latihan dihentikan, jika tidak bisa dipastikan Queen akan jatuh pingsan.

"Evaluasi untuk hari ini masih sama, tangan kiri anda tidak ada progres yang berarti. Tidak sebanding dengan tangan kanan anda. Keduanya mempunyai fungsi dan peran yang sama besar, jadi saya ingin melihat progres yang bagus untuk pertemuan selanjutnya," ucap Nick tidak melupakan keformalannya meski sekarang berperan menjadi pelatih pribadi.

"Kalau kau lupa tangan kiriku pernah retak. Ahh tidak, patah!" ucap Queen tanpa mentap lawan bicaranya.

Nick terdiam beberapa detik.

"Ya, tapi terlepas dari itu tentu masih bisa diperbaiki," ucap Nick melakukan pembelaan.

"Masih bisa diperbaiki tapi tidak akan sama lagi," ucap Queen tersenyum tipis.

"Nick kau punya anak?" tanya Queen random.

"Saya belum berkeluarga nona," jawab Nick merasa sedikit aneh mendengar nonanya mengajak berbincang.

"Bagaimana jika suatu saat orang yang kau cintai terluka?"

"Saya akan berusaha agar hal tersebut tidak terjadi," jawab Nick setelah beberapa saat terdiam.

"Semoga nasibmu baik," ucap Queen menatap Nick dengan senyum lebar sampai matanya menyipit.

Sebagian dari diri Nick tersentil, merasa prihatin dengan senyum lebar yang penuh kepalsuan gadis kecil di sebrangnya. Belasan tahun, Nick menjadi saksi perjalanan Queen yang penuh penderitaan. Bayi merah yang harusnya dilingkupi oleh limpahan kasih sayang, justru harus terjebak dalam kisah menyedihkan.

Nick adalah saksi dari tiap siksa, tangis, dan keputusasaan Queen. Tuannya sendiri justru tidak pernah melihat putrinya menangis diam-diam di sisi rumah, dimana jarang orang berlalu lalang. Tuannya tidak pernah melihat putrinya sendiri merengek pilu pada Tuhan untuk kembali. Tapi Nick, entah takdir atau apa kerap kali menemui keadaan Queen yang membuat hatinya teriris.

Belasan tahun hidup Queen, Nick belum pernah melihatnya tersenyum apalagi tertawa bahagia. Sadar, Nick sadar posisi. Ia berhutang banyak untuk hidupnya sampai detik ini pada Anthoni. Tidak mungkin ia berkhianat. Yaa, tidak mungkin. Mungkin untuk saat ini.

"Saya pamit undur diri jangan lupa untuk menemui tuan di ruang kerjanya" ucap Nick membungkuk hormat lalu segera berlalu.

Queen keluar ruangan mengikuti jejak Nick setelah selisih 2 menit. Sebelum pergi ke ruangan daddynya, Queen menyempatkan diri singgah di dapur mencari sesuatu untuk mengganjal perut. Dapat gadis itu lihat beberapa maid yang masih sibuk lalu lalang di dapur.

King & QueenWhere stories live. Discover now