~ABCD~

6K 594 42
                                    

Sudah beberapa bulan para murid kembali aktif belajar. Kini tiba saatnya ujian praktek untuk siswa siswi kelas 12.

Pagi ini Ara bangun kesiangan.

"Ck, sial.!" Umpat Ara buru-buru menuruni tangga dengan berlari.

"Bunda.. Ara berangkat dulu. Assalamualaikum" Teriak Ara.

"Heh sarapan duluuu." Balas bunda Shani berteriak.

Teriakan bunda Shani tak di dengar oleh Ara.

"Mampus aing." Sepanjang jalan Ara terus menggerutu. Meski sudah berusaha mengendarai motor dengan sekencang mungkin, Ara tetap saja terlambat.

Sedang kencang-kencangnya mengendarai motor, refleks Ara mengecilkan tarikan gasnya ketika di pinggir jalan melihat Chika dan pak Yono.

Ara menepikan motornya, turun dan menghampiri Chika.

"Hei kenapa disini" Tanya Ara di samping Chika.

"Hish ngagetin mulu. Ini ban mobilnya bocor dari tadi belum selesai." Jawab Chika memukul lengan Ara pelan.

"Terus Christy mana." Lanjut Ara bertanya.

"Ck, kan hari ini kelas 10 sama kelas 11 libur karena kita ujian praktek. Dasar pikun." Ucap Chika membenarkan letak tas nya.

"Hehe lupa aing. Iya udah bentar lagi kan masuk, bareng aku aja. Ayo cepat." Ara langsung menarik tangan Chika dan segera mereka menuju kesekolah.

Chika berkali-kali mencubit dan memukul Ara karena mengendarai motor terlalu kencang.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, mereka tak bisa masuk karena terlambat.

"Yahh kita telat" Chika menunduk dan manyun di atas motor Ara.

"Pak satpammm. Pak satpammm." Teriak Chika. Ara langsung membekap mulut Chika.

"Sstt jangan berisik. Nanti yang ada guru BK kesini, kita kena hukuman." Bisik Ara.
Chika menggigit telapak tangan Ara.

"Aww kok di gigit sih." Ringis Ara.

"Kamu nge bekapnya sambil nutupin hidung aku. Jadi aku susah nafas tau." Chika cemberut lucu.

Ara tersenyum melihatnya. Membelokkan motor ke warung dekat sekolah lalu izin menitipkannya disitu.

"Jangan bilang kamu mau ajak aku panjat tembok belakang." Tuduh Chika sambil menyentil dahi Ara.

"Hehe engga kok, kita lewat samping aja." Ara langsung membungkuk dan berjongkok.

"Ayo cepat naik." Ara menepuk pundaknya agar menjadi pijakan kaki Chika.

"Heh engga ah nanti kamu sakit." Tolak Chika.

"Udah ayo keburu ketahuan ini kita." Ara terus membujuk Chika.

Dengan berat hati dan ragu, Chika pun mau menaiki tembok dengan berpijak di pundak Ara.

"Ma'af yah Ra." Chika naik dan berhasil mendarat dengan mulus. Untunglah dinding samping tak setinggi dinding belakang.

Ara dengan mahir menaiki tembok. Saat turun, kaki Ara terpeleset kulit pisang. Ara jatuh tersungkur, mengakibatkan lututnya tergores tanah dan batu kecil.

"Awww ish siapa sih yang buang kulit pisang sembarangan." Dengan kasar Ara membuang kulit pisang itu jauh-jauh.

"Ara. Duh lutut kamu berdarah. Ayo ke UKS dulu." Panik Chika langsung memapah Ara.

"Ngga usah panik gitu, cuman luka kecil." Ujar Ara sambil menatap wajah samping Chika.

"Tapi itu berdarah. Udah ah diem." Ara terkekeh mendengar nada bicara Chika yang begitu khawatir.

IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔Where stories live. Discover now