~My Last Love~

4.9K 521 54
                                    

Ara duduk di kursi tinggi dengan segelas teh hangat yang sedari tadi hanya di genggam dan beberapa makan malam yang Dey siapkan tak di sentuh Ara sama sekali. Rasanya di kepala Ara ada ribuan volt listrik saling terhubung membuat kepalanya berdenyut nyeri dan pusing secara bersamaan.

"Makan. Habis itu minum obat." Ujar Chika duduk di seberang meja depan Ara setelah baru mengantar Dey pulang ke rumahnya.

Hening. Ara tidak menjawab sepatah kata pun hanya menunduk dan terus menggenggam gelas teh hangat.

Chika menghela nafas kasar hingga tiba-tiba terdengar suara perut Ara berbunyi.

"Emm itu suara petir kecil di luar" Gumam Ara sedikit tersenyum menatap Chika tetapi langsung kembali menunduk karena melihat tatapan Chika tak sehangat biasanya.

"Makanannya ngga punya kaki buat jalan ke mulut kamu kalau kamu terus nunduk gitu" Chika tersenyum tipis menahan tawa

"Mau nya masakan buatan kamu" Ara kembali bergumam masih menunduk dan menaruh gelas teh hangat di meja

"Lantai di bawah lebih menarik daripada aku?" Goda Chika menyangga dagu dengan tangan di meja

"Eh em itu hadeuh" Seketika Ara mengangkat kepala dan gugup sendiri melihat Chika. Sorot mata Chika masih dengan pandangan mata yang dingin

"Kamu lebih jago masak daripada aku kenapa malah minta di masakin aku" Chika meminum teh hangat sedikit

"Iya udah kalau ngga mau" Gerutu Ara dengan nada lesu dan menenggelamkan wajah di meja

Srek..

Bunyi kursi bergeser membuat Ara mengintip sedikit di celah tumpukan tangan yang digunakan untuk menyembunyikan wajahnya.

"Ck, malah pergi, auk ah" Lirih Ara cemberut

Saat Ara hendak memejamkan mata, Ara mencium aroma masakan yang membuat cacing di perutnya serasa mendadak menjamet memberontak ingin segera makan.

Ara tersenyum dan meminum teh hangat sebentar sebelum menyusul Chika di dapur.

"Biar bagaimana pun, biar lagi kesel, marah, jutek, tetep aja rasa perhatian itu selalu ada gimana aku ngga murka lihat kamu sama yang lain sayang." Batin Ara

Ara memeluk Chika dari belakang dan menaruh dagunya di bahu Chika membuat Chika menghentikan sesi memasaknya.

"Ini tentang aku yang berusaha bertahan
Saat kabar itu menghujam kepastian. Apa yang harus aku lakukan? Saat ku lihat dan ku dengar bidadari ku telah ada yang lain.

Tapi tidak, dewi cintaku tak mungkin hilang karena rasa tulusnya kan selalu ku pegang. Tak peduli langit berguncang sekalipun. Bidadari, aku mohon padamu jangan buatku merasa terbuang" Bisik Ara membuat tubuh Chika menegang.

Dengan susah payah, Chika meneguk ludah dan berusaha tetap fokus memasak.

"Duduk atau kuah ramen ini aku siram ke kamu" Ancam Chika sedikit gugup

"Ck, ngga bisa di ajak romantis banget weh" Ara melepas pelukannya dan mengambil kursi untuk duduk di samping Chika

"Di meja makan, bukan disini" Ujar Chika di buat dengan nada dingin

"Iya iya iya ah, aturan aku yang marah, lah ini.. Hish" Ara meletakkan kembali kursi yang di ambilnya dan kembali ke meja makan

Sepergi nya Ara, Chika terkekeh sendiri tak menyangka Ara bisa se menggemaskan itu.

Setelah ramen dengan beragam toping dan beberapa onigiri buatannya matang, Chika membawanya ke meja makan.

Di meja makan, ternyata makanan yang Dey siapkan tadi, sudah di rapikan oleh Ara tersisa hanya nasi, dua gelas teh hangat, serta peralatan makan lainnya.

IN MY DREAM { ChikAra } °END°✔Where stories live. Discover now