~AURORA||12~

168 149 71
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya guys.

"Ma, Mama bangun dong hiks."
Aurora terus saja menangis karena mamanya belum bangun dari pingsannya dan Reygan juga belum mengabari Aurora bagaimana keadaan Aditama dan di mana Aditama di rawat.

Ya, tadi pada saat di perjalanan pulang Aurora mengabari kakaknya bahwa Papanya kecelakaan dan ia menyuruh Kakaknya untuk mencari tahu di mana Papanya di rawat. Dia sengaja tidak memberitahu bahwa Mamanya pingsan karena ia takut sang kakak semakin kalut dan tidak fokus pada saat di perjalanan karena itu akan sangat berbahaya.

*****

Aditama sedang mengendarai mobilnya menuju ke kantor karena tadi sekretarisnya memberi kabar bahwa perusahaannya sedang mengalami krisis keuangan. Pikirannya kalut dan tidak fokus, yang ia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana caranya ia menyelamatkan perusahaannya agar tidak bangkrut.

Perusahaannya sedang krisis keuangan, pendapatan akhir akhir ini juga semakin menurun, sedangkan ia juga harus membayar hutang hutangnya pada bank. Ia juga berfikir bagaimana nasib karyawannya yang menggantungkan hidup mereka pada perusahaan Aditama jika nanti mereka terpaksa harus di rumahkan.

Perasaan Aditama tidak enak, lalu ia mulai berfikir aneh aneh. Bagaimana kalau perusahaannya benar-benar tidak mendapatkan suntikan dana? Bagaimana kalau perusahaannya benar-benar tidak bisa diselamatkan? Bagaimana nasibnya dan keluarganya kalau ia jatuh miskin? Dan berbagai pikiran negatif lainnya.

Aditama menghela napas panjang
"Oke aku nggak boleh berfikiran negatif, sekarang yang terpenting aku harus ke kantor untuk melihat data keuangan bulan ini, dan berapa besar kerugian yang harus di tanggung oleh perusahaan." Kata Aditama menenangkan pikirannya sendiri.

Drrtt drrtt

"Halo Pak, selamat siang."

"Ya halo, ada apa?"

"Saya mau mengabarkan bahwa manajer keuangan telah membawa kabur semua uang perusahaan dan banyak karyawan kita yang korupsi dan mereka semua kabur begitu saja."

"Apa?! Bagaimana bisa itu terjadi?! Kamu sudah lapor ke polisi?!"

"Sudah Pak, tapi sampai sekarang polisi masih belum bisa menangkap satupun di antara mereka."

"Sekarang yang bisa kita lakukan adalah merumahkan semua karyawan dan menjual saham perusahaan dengan harga yang rendah Pak. Karena kita sudah tidak bisa mempertahankan lagi perusahaan ini. Perusahaan ini telah bangkrut Pak."

Deg!

Bangkrut pak
Bangkrut pak

Kata kata itu terngiang-ngiang di telinga Aditama. Tadi dia hanya membayangkan dan sekarang dalam sekejap mata bayang-bayang itu menjadi kenyataan. Kenyataan yang tidak pernah dia inginkan. Miris sekali.

Aditama tetap melajukan mobilnya walaupun pikirannya sama sekali tidak fokus. Dan tanpa ia sadari ada truk besar melaju kencang ke arahnya.

Braakk!

Truk besar itu melaju kencang sekali hingga menabrak mobil milik aditama, dan membuat mobilnya terpental beberapa kilometer dari lokasi kecelakaan.

*****

"Dok gimana keadaan Papa saya?" Tanya Aurora

"Papa Anda koma, banyak benturan keras yang mengenai tubuhnya." Jawab dokter yang menangani Aditama.

Tubuh Kirana melemas, badannya bergetar menahan isakan tangisnya.

Malam itu keluarga Aditama benar benar takut kehilangan Aditama. Mereka terus menerus berdoa agar Aditama dapat melewati komanya. Mereka semua berharap ini hanyalah mimpi. Namun, harapan tinggallah harapan karena ini semua adalah kenyataan. Kenyataan yang mereka tidak pernah inginkan. Kenyataan yang membuat mereka sedih sekaligus takut akan kehilangan.

Halo guys jangan lupa di vote dan komen ya. Maaf banget kalau ini terlalu pendek tapi ide aku udah bener bener mentok sampai sini.
Hadeuh malah curhat lagi
Oke guys intinya jangan lupa vote dan komen yak.
Love you guys. Stay healthy yak

Oh iya jangan lupa follow Instagram @syifasalsabillanr

AURORA Where stories live. Discover now