~AURORA||21~

42 31 64
                                    

Happy reading guys

Saat ini Aurora dkk dan Gavin dkk sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi berteriak meminta makanan.

"Aku suapin ya, aaa," ujar Gavin sambil menyuapkan satu sendok nasi goreng miliknya. Dan dengan senang hati Aurora menerima suapan itu.

"Ya Allah, berilah hambamu ini pacar. Lelah hamba melihat keuwuan yang tiada habisnya ini," ujar Devito memelas, yang entah dia berniat berdoa atau malah menyindir kedua sejoli yang sedang memperlihatkan keuwuan hakiki secara langsung di depan matanya.

"Lah bukannya pacar lo banyak?" tanya Oliv tidak santai.

"Heh lo tuh tanya atau mau ngelabrak orang sih? Santai dong nadanya. Lagian yang gua sindir aja anteng anteng aja ngapa yang sewot elo?" jawab Devito menggebu-gebu.

"Baperan!" sindir Oliv sambil melirik Devito.

"Bipirin!" sahut Devito nye nye nye.

"Heh buaya, lo belom jawab pertanyaan gue ya!" tanya Oliv lagi.

"Banyaklah, nggak kayak lo. Jomblo kan?" tanya Devito balik dengan nada mengejek.

"Huh, buat apa pacar banyak kalau nggak ada tempat buat hati lo pulang dan menetap," sindir Vania yang membuat Devito tertampar dan terdiam.

"Kalian tuh ribut mulu deh, ti ati loh yang tadinya benci bisa jadi cinta," goda Aurora yang sedari tadi diam.

"OGAH!" jawab Devito dan Oliv secara bersamaan.

"Ciee barengan, jodoh ini mah." Sekarang bukan hanya Aurora yang menggoda mereka, namun Zayn si kulkas tiga puluh pintu yang menjelma sebagai seorang lelaki tampan namun sangat jarang berekspresi juga ikut ikut menggoda mereka.

"Zayn, lo mending diem deh," protes Devito kesal.

"Apasih lo, orang gue lagi mood ngomong juga!" sentak Zayn tak terima.

Plak

Satu tamparan dari Angel yang tiba tiba datang lolos mengenai pipi Aurora yang putih bersih. Dan hal itu berhasil menarik atensi semua orang yang ada di kantin.

Brak

Gavin menggebrak meja dengan amarah yang sangat kentara. Tentu ia tak terima dengan perlakuan Angel yang tiba tiba datang dan langsung menampar pipi kekasihnya.

"Lo! Berani beraninya lo nampar pipi pacar gue?" bentak Gavin murka.

"Vin, udah. Biar aku yang ngurusin," tegur Aurora menenangkan Gavin. Ia tak mau harga diri Gavin jatuh hanya karena melawan Angel yang bahkan ia sendiri bisa melawannya hanya dengan sekali hempas.

"Apa mau lo?" tanya Aurora to the point.

Tangan Angel terulur mengambil ponselnya yang ada di saku, lalu menunjukkan sebuah postingan Instagram yang berisi video saat Gavin mempersilahkan Aurora memasuki kelas, tadi pagi. "Ini maksudnya apa?" tanyanya.

"Ya lo bisa baca kan? Itu udah ada caption-nya yang isinya bahwa gue dan Gavin resmi menjalin hubungan," jawab Aurora santai dengan tangan yang bersedekap di dadanya. Walaupun dalam hati ia merutuki sang pemilik akun yang telah menyebarkan video itu.

"Berani ya lo rebut Gavin dari gue!" geram Angel dengan tangan yang terkepal.

"Gue nggak pernah ngerebut Gavin dari siapapun. Lagi pula Gavin itu bukan barang yang pantas di perebutkan. Tapi, Gavin itu manusia yang berhak menentukan pilihannya sendiri, dan dia milih gue. So where is the problem?" ujar Aurora sambil mengitari tubuh Angel dengan tatapan remeh.

AURORA Where stories live. Discover now