~AURORA||19~

41 32 77
                                    

Happy reading guys

~~~~~~~~~~~~~~(๑¯◡¯๑)~~~~~~~~~~~~

"Ngapa lo bawa bawa nama bapak gue?" tanya Zayn emosi. Padahal baru saja ia datang ke markas, eh malah si Devito panggil panggil nama bapaknya.

"Wey wey, Zayn tenang elah, yang gue bukan Pak David bapak lo, tapi yang gue maksud Pak David bapaknya Richard." jawab Devito dengan gaya yang santai, padahal dalam hati ia sangat takut kalau kalau Zayn emosi dan langsung menghajarnya.

Zayn melirik Devito tanpa minat sambil meletakkan jaket kebesaran Eagglewolfs miliknya.

"Tumben kalian berdua datengnya paling akhir?" tanya Gavin pada Richard dan Zayn.

"Gue tadi beresin barang barang gue karena gue kan udah pindah ke rumah nenek," jawab Richard.

"Kan sebagai cucu yang baik gue mau nemenin dia di hari tuanya. Apalagi sekarang nenek gue udah mulai sakit-sakitan, kan kasian juga kalau beliau harus tinggal sendirian. Nanti kalau ada apa apa gimana?" lanjutnya.

"Kalau lo Zayn?"

"Nganter bokap ke bandara," jawab Zayn singkat. Memang begitulah Zayn, dia adalah orang yang cool, cuek, dan sangat singkat jika berbicara. Entah apa penyebabnya dia menjadi seperti itu. Padahal dulu dia tidak sedingin dan se-cuek ini.

"Oh gitu," balas Gavin sambil mengangguk-angguk.

"Bentar gue punya lagu buat kalian semua," celetuk Devito. Entah apa lagi yang akan dilakukan anak ini, aku pun juga bingung.

"Satu satu kamu anak orang."

"Dua dua nggak punya penghasilan."

"Tiga tiga kerjaannya rebahan doang!"

"Satu dua tiga kamu beban keluarga," kata Devito menyanyikan lagu satu dua tiga dengan lirik yang diganti olehnya sendiri.

Hayuk siapa yang merasa tersindir?

"Heh, Dev, lo nyindir siapa?" tanya Dika tidak santai.

"Ya, yang ngerasa kesindir aja." jawab Devito cuek.

"Ngapa lo kesindir?" tanyanya tersenyum remeh.

"Dih, beban keluarga kok teriak beban keluarga!" sarkas Zayn.

"Ck! Elah lo mah nggak asik. Sekalinya ngomong pedes banget. Kan guenya jadi tertampar plus terjungkal," keluh Devito. Mendengar itu Zayn hanya terkekeh remeh, yang membuat Devito sangat ingin memberi Zayn bogeman. Namun, sebelum Devito melancarkan aksinya, ia teringat kalau Zayn adalah orang yang sangat sulit diajak bercanda.

Gavin yang melihat kelakuan anggotanya itu hanya terkekeh geli. Lalu cowok itu mengambil handphone nya yang berada di atas meja dan berinisiatif untuk menelepon kekasihnya, Aurora.

"Selamat pagi pacarku sayang," sapanya bersemangat setelah panggilannya terhubung dengan gadisnya.

"Ih apaan sih Vin? Geli tau!"

"Kok geli sih? Jawab dulu dong beb!" rajuk Gavin seperti anak kecil.

"Pagi juga pacarku yang moodyan. Hah? Kamu panggil apa tadi? Beb? Kamu kira aku bebek apa? Ganti ganti!"

"Nggak gitu maksudnya Roraa. Yaudah ganti ay..."

"Ay apa? Kamu mau panggil aku ayam? Sumpah kamu tuh ngeselin banget sih. Cantik cantik gini masa dipanggil binatang!"

"Aurora sayang, bukan gitu maksudnya. Yang pertama tadi aku mau panggil kamu babe. Terus yang kedua aku mau panggil kamu ayang, bukan ayam! Romantis kan?" jelas Gavin dengan sabar. Seraya membatin, "salah mulu gue!" Tapi dia tidak berani mengucapkan nya, takut kalau Aurora marah.

AURORA Where stories live. Discover now