~AURORA||23~

23 10 4
                                    

Happy reading guys
_____________o((*^▽^*))o_____________

"Pulang sama aku aja yuk!"

"Lah trus motor aku gimana?"

"Ya nanti biar diantar sama orang suruhan aku ke rumah baru kamu."

"Nggak ah, ribet."

Gavin menghela napas. "Yaudah kamu pakek motor kamu. Tapi, aku ikutin dari belakang," finalnya.

Aurora lalu hormat kepada Gavin. "Oke, siap bos," jawabnya lucu.

Gavin yang gemas, lalu menangkup gemas pipi gadisnya. "Lucu banget sih pacar aku, jadi pengen karungin!"

"Huft, lelah saya numpang di bumi!" keluh Dika dengan wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin.

"Okey keberangkatan kalian ke Mars akan di mulai pada detik ini juga karna saya juga sudah lelah numpang di Bumi. Bye!" sahut Devito mengompori.

"Sayang, kok ada suara suara nggak jelas tapi nggak ada orangnya ya? Hii merinding ah, cabut sekarang yok!" ajak Gavin jahil. Lalu digandengnya tangan Aurora menuju ke motor milik Aurora.

"Eits, trus gue gimana?" protes Vania yang sedari tadi diam.

"Heheh, lupa. Em, Zayn tolong anterin Vania dong," pinta Aurora pada Zayn.

"Hm."

"Nggak nggak. Gue nggak mau. Nih liat si Zayn, udah dingin, nyeremin kek gitu. Kan guenya takut," keluh Vania polos. Tidak sadar saja dia, Zayn sudah menghadiahi nya tatapan tajam nan mengintimidasi.

Sadar akan ucapannya barusan Vania meringis sambil merutuki dirinya dalam hati. "Bego banget sih elo Vaan. Kan Zayn ada di sebelah lo, ngapa elo malah ngomongin semuanya!"

"Buset, Neng Vania enak banget curhatnya."

"Aduduh, Zayn jangan melotot gitu gue takut. Zayn maafin yak. Maaf tadi keceplosan. Sorry ya Zayn," mohon Vania dengan tangan yang disatukan, dan jangan lupakan matanya yang sengaja di tutup karena takut melihat tatapan dari Zayn.

"Kalau ngomong tuh tatap yang di ajak ngomong. Bukannya merem kek gitu," ujar Zayn dingin.

Ting

"Ehm, handphone gue bunyi. Gue liat bentar ya. Eh guys gue udah di jemput nih sama Abang gue, gue duluan ya, bye!" pamit Vania, lalu dengan cepat ia berlari menuju ke gerbang sekolah dengan hati yang sangat senang karena bisa lepas dari tatapan maut Zayn.

Melihat itu Aurora tertawa renyah. Tanpa dia sadari tawanya mengalihkan atensi semua orang yang ada di dekatnya. Semua terpesona dengan kecantikan Aurora.

"Masya Allah, Neng Rora cantiknya."

"Cantiknya bukan maen."

"Bu ketua kita paket komplit banget ya."

Mendengar semua decakan kagum tersebut, dengan segera Gavin memeluk Aurora dan menutupi Aurora menggunakan jaket Eagglewolfs miliknya.

Aurora terkejut. "Ih, apaan sih Vin? Ini jaket kamu bau tau!"

"Biarin salah sendiri cantik. Kan aku nggak mau mereka semua terpesona ngeliat kamu. Kamu itu cuma milik aku!"

"Buset posesif amat bos!"

"Berisik!"

~~~~~

Setelah perdebatan kecil tadi Aurora dengan segera mengajak Gavin pulang karena langit sudah mulai mendung, yang menandakan hujan akan segera turun.

AURORA Where stories live. Discover now