~AURORA||20~

43 31 36
                                    

HAPPY READING GUYS

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAA

Btw kabar kalian gimana? Baik kan?
______________________________________

Hari ini adalah hari Senin. Hari di mana para siswa merasakan malas walaupun masih pagi. Bukannya apa apa, tapi mereka benar benar malas jika harus melaksanakan upacara di bawah teriknya sinar matahari.

"Astaghfirullah, ini Pak Junaedi ngasih amanat atau lagi baca undang undang sih? Lama banget perasaan," gerutu Richard sebal. Bayangkan saja, Pak Junaedi memberikan amanat hampir setengah jam lamanya, padahal itu hanya di bagian amanat, belum lagi rangkaian kegiatan di upacara yang lainnya.

"Lo sih kemaren nistain tu guru. Mungkin ini karmanya," jawab Dika menyalahkan Richard.

"Ya kan kemaren dianya nggak tau!" sungut Richard tak terima.

"Sst, jangan berisik, ntar ketauan guru kita dihukum!" ujar Gavin memperingati. Dan benar saja dua orang itu langsung kicep. Padahal, sebenarnya Gavin hanya berbohong. Tidak mungkin para guru itu akan menghukum mereka karena mereka berada di barisan paling tengah dari sekian banyaknya siswa. Sedangkan para guru berada jauh dari mereka.

Gavin berbohong karena ia ingin fokus mencari keberadaan seorang gadis yang akhir akhir ini memenuhi pikiran dan juga hatinya. Siapa lagi kalau bukan Aurora. Dan hap, dapat. Aurora berada di barisan sebelah kirinya bersama Vania dan Oliv.

Daffa mengernyit heran karena melihat Gavin sedang menatap barisan sebelah kirinya sambil tersenyum. "Eh bos liatin siapa sih? Fokus banget kayaknya, sambil senyum senyum lagi," tegurnya.

"Liatin pacar," jawab Gavin singkat tanpa mau menoleh ke lawan bicaranya.

"Pacar? Maksudnya kita udah punya Bu bos gitu? Siapa Vin ceweknya? Yang mana?" cerocos Daffa. Gavin yang jengah langsung pergi meninggalkan Daffa karena upacara juga sudah selesai.

Lalu dengan cepat Gavin berlari menuju ke depan pintu kelasnya menunggu sang gadis lewat. Ia ingin memberikan hal manis kepada gadisnya itu. Setelah Aurora berada di dekatnya, dengan segera Gavin memposisikan dirinya bak seorang pelayan yang menyambut kedatangan sang tuan putri. "Silahkan masuk tuan putri kesayanganku," ujarnya manis.

"Terimakasih pangeran kesayanganku," jawab Aurora sambil tersipu malu. Setelah itu, Gavin menggandeng tangan Aurora dan menuju ke bangku yang ditempati Aurora.

"Ra, aku boleh nggak pindah tempat duduk bareng kamu aja?" tanya Gavin dengan memperlihatkan puppy eyesnya.

"Boleh aja, tapi tanya dulu sama Oliv tuh," jawab Aurora sambil menunjuk Oliv.

Oliv yang merasa namanya di sebut langsung mendongak dan bertanya, "kenapa Ra? Vin?"

"Lo pindah sana gih, gue mau duduk bareng pacar gue," titah Gavin seenaknya.

Karena kaget Oliv pun langsung berdiri, "APA? PACAR?" pekik Oliv keras sampai satu kelas mendengar pekikan itu.

"Iya," jawab Gavin santai sambil mengangguk-angguk.

"Wuih kita udah punya bu bos nih. Pajak jadian dong boss," goda Dika menaik-turunkan alisnya. Yang hanya dijawab gumaman oleh Gavin.

AURORA Where stories live. Discover now