~AURORA||15~

95 76 54
                                    

Happy reading guys

Malam ini, udara dingin menemani Kirana di tengah kesedihannya. Ia menangis sambil memeluk bingkai yang berisikan foto Aditama, lelaki yang sangat dicintainya.

Ia bisa saja tegar di hadapan anak-anaknya namun, jika ia sedang sendiri seperti ini rasanya begitu hampa tanpa Aditama.

Ia larut dalam kenangannya bersama Aditama. Mereka berdua bertemu saat masih MOS yang kebetulan Aditama menjadi ketua panitia MOS sedangkan kirana sebagai satu dari sekian banyaknya peserta MOS.

"Maaf Kak saya terlambat."

"Tanpa kamu bilang semua orang disini juga sudah tau kalau kamu terlambat."

"Siapa nama kamu?"

"Kirana Kak?"

"Kirana ya, lucu."

"Em gimana Kak? Saya lucu?"

"Dih pede, gr banget kamu!"

"Kenalin namaku Aditama, boleh dipanggil Adit, Tama, sayang juga boleh."

"Sayang?"

"Astaghfirullah kamu itu udah telat, lancang pula manggil aku sayang. Emangnya aku siapa kamu hm?"

"Em maaf Kak."

"Udah, kamu masuk ke barisan sana gih, sebelum ketahuan sama panitia yang lain, kamu bisa di hukum loh."

"Eh beneran Kak?"

"Ya beneran lah!"

"Makasih kak!"

Aditama sangat senang sekali membuat nya sebal. Jika ditanya apa alasan ia melakukan itu pasti Aditama akan menjawab "dih siapa yang ngusilin kamu gr kamu!"

Namun, pada saat Aditama berhenti mengganggu nya ia merasa ada yang hilang di hidupnya. Aneh memang.

Kirana tersenyum kecil sambil menitikkan air mata saat mengingat kenangan SMA nya dengan Aditama yang pada saat itu mempunyai sifat yang sangat menyebalkan.

"Aku sayang kamu Mas, aku ikhlas kamu pergi. Yang tenang di sana ya mas. Soal anak-anak mas tenang aja Kirana bakalan jagain mereka kok." Ujar Kirana.

~~~~~~

"Morning Ma, Kak." Sapa aurora kepada mama dan Reygan.

"Morning Ra." Jawab Reygan dan Kirana.

"Loh ma, Papa mana?" Tanya Aurora.

"Papa..."

"Maaf mah, kak Aurora belum terbiasa." Kata Aurora sambil menitikkan air mata.

"Iya, nggak papa sayang Mama tau kok. Sekarang yang terpenting adalah kamu harus belajar buat mengikhlaskan kepergian Papa dan berdoa agar Papa tenang di sana." Jawab Kirana sambil memeluk Aurora.

"Ya Mah." Ujar Reygan dan Aurora bersamaan.

~~~~

Aurora berjalan lesu menyusuri lorong, raut wajah yang biasanya dihiasi dengan senyuman ceria kini hilang digantikan dengan wajah datar. 

Namun tiba tiba ada 4 orang yang menghadangnya. Ya siapa lagi kalau bukan gengnya si angel setan.

"Eh ada Aurora nih. Em Ra gue turut berdukacita atas meninggalnya bokap lo ya." Ujar angel.

AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang