fakta tak terduga

87.6K 12.3K 2K
                                    

Ini lagu ya guys, bukan hantu><



"Kakak main penculik yuk," ajak adik kecilnya.

Kira tersenyum lalu mengangguk.

"Ayo, siapa yang jadi penjahatnya?" tanya Kira.

"Aku, aku sama kak Kinan penjahat. Kak Kira yang diculik," jawab adik bungsu kira.

"Ok," sahur Kinan.

"Kakak duduk sini, biar Aku iket tangannya." Kira menurut saja, yang penting adiknya tidak menangis.

"Jangan kenceng-kenceng, nanti gak bisa lepas."

"Gapapa kak, buat latihan kalo nanti kakak diculik beneran, bisa lepasin intan ini." Lora memutar matanya jengah.

"Emang siapa yang nyulik kakak?" tanya kira.

"Ya siapa tau kan, ada yang mau jual organ tubuh, kayak ginjal, jantung, hati. Atau mata kakak," ujar Kinan menakut-nakuti kakaknya.

"Dih, ngaco kamu!"

"Nah selesai, coba kakak buka iketannya." Kira tersenyum sombong.

"Gampang," ujarnya.

Kira berusaha mepalepaskan ikatan yang cukup kuat itu, cukup lama sampai akhirnya ikatan tersebut terlepas.

"Wah! Kakak hebat, kalo aku gak bisa lepasin iketan kak Kinan soalnya kenceng banget."

"Ini untuk pelatihan Key," ujar Kinan.

"Ada cara yang lebih mudah," ujar Kinan.

"Coba kakak iket yang kenceng tangan aku dibelakang," ujar Kinan.

Kira pun menurut. Setelah selesai diikat Kinan mengajarkan cara cepat dan mudah.

"Inget selalu harus ada pisau kecil buat jaga-jaga. Tapi kalo gak ada bisa pakek cara ini. Kakak lemesin kedua tangannya, terus satu tangan nahan tali yang satunya pelan-pelan ditarik keatas. Nah Kan bisa!" pekik Kinan.

"Wih! Belajar dimana kamu?" tanya Kira.

"Belajar sendiri."

____

Lora teringat cara melepaskan ikatan dari adiknya, saat semua sudah tenang dari tawa tadi. Lora berusaha mepalepaskan ikatan tersebut.

Dalam waktu dua menit ikatan tersebut benar-benar terlepas, namun saat terlepas pintu juga terbuka.

"Wah, bagaimana para tawanan ku?"

Mereka semua menoleh pada orang tua itu.

"Kau!!" gumam Anggara geram.

"Dia siapa Pa?" tanya Audrin.

"Dia adalah musuh terbesar Papa." Anggara menatap tajam orang tersebut.

Bahkan bukan hanya dia, tapi juga orang tua dari para sahabat Lora.

Lora menatap sinis pada kakek tua tersebut.

"Enda," gumam Dinda.

"Hai, mantan calon ibu mertua." Dinda menatap benci pada Enda.

"Kalian pasti bingung bukan? Baik akan saya jelaskan kenapa saya menculik kalian semua. Itu karena kedua tikus kecil itu sudah menghancurkan rencanaku! Dia! Dia dan gadis itu! Telah merusak segalanya!" bentak kakek tua itu.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang