Epilog

79.9K 7.6K 1.3K
                                    


Setelah sekian lama tak bisa melihat akhirnya ada yang bisa mendonorkan matanya untuk Lora.

Lora duduk di atas kasur bersama Anne, saat ini dia tengah menyuruh Anne menuliskan surat untuk Garel.

"Selesai Nona." Lora tersenyum.

"Makasih Ne, nanti kasih surat itu ke Asya. Dan suruh dia kasih ke Garel," titah Lora.

"Oh iya Ne. Tolong nanti fotoin orang yang mau donorin matanya buat gue ya," pinta Lora.

"Baik Nona," jawab Anne.

Ceklek

Audrin masuk.

"Kamu udah siap Nak?" tanya Audrin.

"Udah Mi. Ayo berangkat," ajak Lora.

"Iya sayang  penerbangan sebentar lagi."

Lora mengambil tongkatnya di bantu oleh Anne dan Audrin.

Pendonor mata Lora berada di Belanda, itulah kenapa mereka akan melakukan operasi disana. Mungkin Lora juga akan memulai hidup baru disana.

"Kalian udah siap?" tanya Dika.

"Udah Pi," jawab Audrin.

"Ra, disana baik-baik ya." Lora tersenyum mendengar penuturan Devan.

"Iya Bang," jawab Lora.

"Nanti kalo lulus Abang nyusul kesana," ujar Dimas.

Lora memang sudah memaafkan mereka semua, karena kesabaran mereka saat merawatnya.

"Makasih ya bang. Kalo gitu Aku berangkat," ujar Lora.

Lora bersama Audrin dan Anne diantar oleh Dika.

Setelah menempuh jarak sekitar empat puluh menit mereka tiba di bandara. Lora bahkan tak memberi tahu pada keenam sahabatnya tentang kepergian.

"Saya akan menyusul Nona. Saya akan mengurus semuanya yang disini dulu," ujar Anne.

Lora tersenyum dan mengangguk.

"Kamu hati-hati ya sayang." Lora mengangguk lagi.

"Ayo nak," ajak Audrin.

Lora dan Audrin menaiki pesawat yang terbang menuju Belanda.

Anne, tugasnya masih ada disini. Sedangkan Dika tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya.

___

Anne datang kerumah Asya. Dia akan mengantarkan surat yang di suruh oleh Lora tadi sebelum berangkat.

"Loh Ne kenapa?" tanya Asya.

"Saya disuruh oleh Nona Lora mengantarkan surat ini. Dia menyuruh Nona untuk memberikan surat ini pada Garel," ujar Anne.

Asya menerima surat tersebut.

"Terus Loranya kok gak ikut?" tanya Asya.

"Nona Lora sudah pergi Nona." Asya terdiam.

"Pergi kemana?" tanya Asya.

"Maaf Nona. Tapi Nona Lora melarang saya untuk memberitahu dia pergi kemana," jawab Anne.

Asya kembali terdiam.

"Kenapa dia gak pamit?" Anne hanya bisa menggeleng.

"Kalau begitu saya pergi dulu Nona." Asya hanya diam.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Where stories live. Discover now