bahagia itu mudah

87.1K 11.2K 1.2K
                                    


Lora berada dalam kamarnya, sudah dua hari lewat setelah kejadian malam itu yang sangat antimaestrim.

"Huh, tangan gue sakit banget. Dua hari gak ilang-ilang rasanya," ujar Lora bermonolog.

Malam itu saat bertarung dengan para sekutu setan, ada salah satu hantu yang memukul tangannya hingga memar.

"Apes bener nasib Lo Ra," lanjutnya.

"Tapi Lo juga beruntung."

"Kenapa gue mikir kayak sih Asya yang jadi tokoh utama dalam hidup gue?" pikir Lora.

"Kalo di novel-novel, pasti gue yang jadi tokoh utamanya. Lah ini? Huh, heran kenapa kisahnya beda dari yang lain?" Lora benar-benar tak habis pikir.

"Tapi kalo di pikir-pikir Garel maco juga," gumam Lora lalu tersenyum.

"Ish! Gue mikir apaan dah?! Dih jijik," lanjutnya saat tersadar.

"Amit-amit sama cowok stress itu, diajak ngomong gak nyambung."

Lora menggeleng-gelengkan kepalanya.

Lora menoleh kearah pintu, lalu bangkit dan membuka pintu tersebut.

"Papi," ujar Lora saat mengetahui siapa yang mengetuk pintunya.

"Hai cantiknya Papi, Papi boleh masuk?" tanya Dika.

"Em, boleh." Dika tersenyum dan masuk lebih dulu setelah Lora.

Lora menyusul setelah menutup pintu kamarnya.

Lora duduk di kursi belajarnya sedangkan Dika duduk di tepi kasur Lora.

"Kenapa Pi?" tanya Lora.

"Papi cuma mau tanya, apa kamu sudah tau kalo Lora bukan anak kandung Mami?" tanya Dika.

Lora mengangguk. "Iya udah tau, dikasih tau sama aki-aki malam itu."

"Kamu mau tau gimana bisa Mami mau nerima Lora?" Lora menyerngit samar lalu dengan ragu dia mengangguk.

"Dulu Mami Lora pengen banget anak perempuan, apa lagi pas tau kalau Alika hamil anak perempuan. Dia sedih, dia terus ngeluh sama Papi karena dia dinyatakan gak bisa hamil lagi setelah melahirkan empat anak." Lora masih mendengar.

"Papi sama Mami berniat mengadopsi anak dari panti asuhan, tapi Nenek dan Kakeknya Lora melarang."

"Ngenes juga idup mereka." Batin Lora.

"Sampai akhirnya Mami Lora dapat ide buat dapat anak. Dengan cara menanam benih di rahim seorang wanita," lanjut Dika.

"Bentar-bentar, kok otak aku ngeleg ya Pi?" tanya Lora, pasalnya dia mana ngerti yang namanya nanam benih, setau dia nanam benih itu kayak kacang-kacangan, bibit sayur.

Lah ini, ok biar Dika lanjutkan.

"Haha, iya Ra nanam benih. Sperma Papi di taruh dalam rahim wanita, tanpa melakukan hubungan badan. Dan wanitanya itu adalah Ibu kamu, Ibu kandung Lora." Lora mengangguk paham.

Sebenarnya Lora tidak masalah dengan hal itu, yang jelas Audrin sayang padanya. Dan tentu dia tidak akan perduli karena dia memang bukan Lora yang asli.

Dia punya orang tua kandung, meskipun miskin yang penting dia bisa menemukan kebahagiaan disana. Ya walaupun harus mendengar omelan sang Mama setiap pagi, siang, sore, malam.

"Apa dia anaknya aki-aki itu?" tanya Lora.

"Hem, mungkin. Kami tidak ada yang tau, karena dia meninggal saat selesai melahirkan kamu." Lora mengangguk.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Where stories live. Discover now