rasa apa ini?

68.3K 8.5K 1.2K
                                    

Lora masih duduk di depan ruang ICU, karena Garel belum di pindahkan ke ruang rawat inap.

Lora pun masih sesegukan, Aziz dan Ayah Garel juga masih di sana.

"Ra pulang dulu yuk, Lo harus mandi liat tuh baju sama rok Lo. Darah semua," ujar Aziz.

Lora menoleh. "Gak, g-gue gak mau pulang." Lora menjawab dengan suara sesegukan.

Aziz sudah dari tadi membujuk Lora agar pulang begitu juga dengan Ayahnya Garel.

"Gue mau nunggu dia sadar dulu." Lora berjalan mendekati pintu ICU lalu air matanya kembali mengalir.

"Maafin gue Rel," ujarnya dalam hati.

Aziz menghela nafas berat.

"Nak, pulang lah dulu. Kamu harus istirahat, Garel pasti sedih ngeliat keadaan kamu kayak gini." Lora menoleh dengan mata yang kembali menangis.

"Hiks, tapi Om. Hiks Garel hiks dia, dia kek gitu hiks gara-gara saya hiks." Ayah Garel mendekatinya lalu mengelus pucuk kepalanya.

"Garel gitu karena udah takdirnya, dan kamu gak boleh nyalahin diri kamu sendiri. Ini bukan salah kamu sepenuhnya," ujar Ayah Garel lembut.

"Sekarang kamu pulang dulu ya," lanjutnya.

Dengan terpaksa dia pun akhirnya pulang. Lora menoleh pada Aziz lalu mengangguk.

"Kalau gitu kita pulang dulu ya Om," pamit Aziz.

"A-assalamualaikum Om." Ayah Garel tersenyum lembut lalu mengangguk.

"Waalaikumsalam."

Aziz membawa Lora keluar dari rumah sakit.

"Udah, tenang Garel pasti baik-baik aja. Lo harus banyak berdo'a," ujar Aziz menenangkannya.

Lora mengangguk dengan sesegukan.

____

"Makasih ya Ziz," ujar Lora, Aziz tersenyum dan mengangguk.

Lora tampak kacau, dengan mata sembab baju penuh darah rambut tidak tertata rapi.

"Nona!" pekik Anne yang baru saja datang.

Lora menoleh kebelakang lalu dua kembali menangis.

"Anneeeee!" tangis Lora kembali pecah dalam pelukan Anne.

Tadi Anne mencarinya namun tak ketemu.

"Nona, tenanglah." Anne memang sudah mendengar dari Asya tentang kejadian tadi.

"Garel Ne, hiks. Kata dokter Garel hiks di pastikan komaaa!" Anne memeluk Lora.

"Kita masuk dulu ya, Nona harus membersihkan diri." Lora mengangguk.

Anne membawa Lora masuk kedalam rumah.

Audrin membukakan pintu dan betapa terkejutnya dia saat melihat kondisi Lora.

"Ya ampun sayang!" pekik Audrin.

"Mamii hiks." Lora langsung memeluk Audrin.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Where stories live. Discover now