Spesial Capther

58.9K 6.4K 524
                                    

Dua tahun yang lalu....

Lora duduk di atas kasurnya, selama dia tidak bisa melihat dia hanya bisa mendengarkan lagu-lagu saja.

Dia yang memang dasarnya pandai bernyanyi dan bermain biola menjadikan lagu-lagu yang dia dengar sebagai alat untuknya berlatih bernyanyi.

Lora pun sudah tiga hari berada di Belanda bersama Audrin dan Anne.

"Gimana keadaan Garel ya?" tanya Lora entah pada siapa.

"Gue penasaran, siapa sih cewek itu?"

"Gimana kalo dia calon istri Garel, mungkin aja gara-gara gue tolak dia malah cari ganti." Pikiran-pikiran negatif mulai menguasai otak Lora.

"Huuft."

Lora hanya bisa menghela nafas berat.

Tok tok

"Masuk."

Audrin masuk dengan segelas susu dan roti tawar dengan selai coklat.

"Ini Mami bawain susu sama roti," ujar Audrin.

"Makasih Mami."

Lora menerima susu tersebut dan memakan roti tersebut.

"Oh iya Mi, gimana keadaan keluarga kandung aku?" tanya Lora.

Audrin tersenyum sembari mengelus surai halus milik Lora.

"Papi kamu bilang, dia udah urus semuanya. Sekarang kebun sawit yang di urus sama Ayah kandung kamu udah jadi milik pribadi dia." Lora tersenyum.

Bagaimana tidak, kebun sawit yang di urus oleh ayahnya itu luasnya sepuluh hektar.

"Dan Ibu kandung kamu juga udah punya laundry sendiri," lanjut Audrin.

"Adik-adik kamu juga akan di biayai sekolahnya sampe selesai sama Papi."

Lora benar-benar bersyukur, sekarang dia tidak perlu khawatir lagi dengan keadaan keluarganya.

Tiba-tiba saja Lora terpikirkan pada seseorang saat dia masih menjadi Kira dulu.

"Gimana keadaan Josua?" batin Lora.

Kalian pasti ingat dengan pemuda yang ada di pemakaman Kira dulu. Dia adalah Josua, sahabat Kira sejak kecil.

Namun mereka berbeda, Josua adalah anak yang hidup penuh kecukupan tidak seperti Kira.

Orang tua Josua adalah pegawai negeri sipil, yang hidupnya sudah ada tunjangan.

Sedangkan Kira?

Namun hal itu tidak menghalangi persahabatan mereka. Keduanya terus bersahabat hingga insiden yang membuat jiwa Kira tersesat ke tubuh Lora.

Jujur Lora merindukan sahabatnya itu.

"Mami tinggal dulu ya, oh iya besok kamu akan menjalani operasinya ya sayang." Lora mengangguk dan tersenyum.

___

Dokter dengan perlahan membuka perban yang mengelilingi kepala sekitar matanya.

Audrin, Anne dan Dika menemaninya.

"Coba buka perlahan-lahan matanya," titah Dokter tersebut dalam bahasa Belanda.

Lora membuka perlahan-lahan kedua matanya cahaya silau memancar langsung ke netra matanya.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Where stories live. Discover now