Cinta dan hilang

68.3K 9.3K 1.8K
                                    

Lora terus berlari meninggalkan kedua sahabatnya. Dia sakit entah baru kali ini merasakan perasaan ini.

"Gue kenapa sih? Kenapa rasanya gak enak?"

Hingga Lora tiba di sebuah taman yang cukup sepi dia mencari tempat duduk.

Lora duduk di salah satu bangku taman.

"Sakit dada gue!" Geramnya sembari memukul dadanya.

"Apa gue cinta sama dia? Tapi gak mungkin!!" kesalnya.

"Gak usah di pukul dadanya, sakit nanti." Lora menoleh pada orang yang berbicara tersebut.

"Siapa Lo?" tanya Lora ketus.

"Gue Danis," jawabnya lalu ikut duduk disamping Lora.

"Dih," sinis Lora.

"Lo kenapa?" tanya laki-laki yang mengaku bernama Danis itu.

"Kok Lo kepo ya?!" tanya Lora tak suka.

"Hem, sorry tapi banyak yang bilang kalo cerita sama orang asing itu lebih baik dari pada cerita sama orang yang paling dekat sekalipun." Lora terdiam mendengar penuturan Danis.

Lora diam beberapa saat.

"Gapapa Lo gak mau cerita, itu hak Lo." Lora menarik nafas lalu berujar.

"Gue bingung." Danis menoleh.

"Kenapa?" tanya Danis.

Lora menoleh lalu menceritakan semuanya pada Danis dari akar sampai ujungnya.

"Jadi gitu," respon Danis.

"Iya, gue bingung apa yang terjadi sama gue." Danis tersenyum.

"Itu tandanya Lo cinta sama dia," ujar Danis.

Lora langsung menoleh.

"Sembarangan Lo! Mana mungkin gue cinta sama dia," elak Lora.

"Dari cerita yang Lo bilang tadi, gue menyimpulkan kalo itu emang beni cinta. Kalo di pupuk pasti pasti bakal tumbuh," ujar Danis.

"Hem. Gak, ini cuma rasa bersalah. Iya ini cuma rasa bersalah," elak Lora penuh keyakinan.

"Heheh. Lo mikir, rasa bersalah gak bakal bikin Lo cemburu, rasa sesak itu rasa cemburu." Lora diam.

Bagaimana dia bisa suka pada Garel, sedangkan mereka saja jarang bertemu. Hanya sesekali bertemu disekolah.

Tapi, ada satu kejadian yang membuat dia menjadi aneh saat berdekatan dengan Garel. Hanya saja dia tidak ingat itu kapan.

"Coba Lo pikir. Sebenernya Lo itu cinta gak sama cowok itu," ujar Danis.

"Pikir lagi hal-hal yang bikin Lo jadi kek gini," lanjutnya.

Lora memikirkan apa yang di katakan Danis.

Siang itu seperti biasa di SMA Wijaya Lora berjalan seperti kucing mabuk.

Jiwa yang Tersesat (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang