8

14.6K 4.3K 3.2K
                                    

Avangers : Endgame ternyata seseru itu ya... nyesel baru nonton :')






Soobin bersenandung di sepanjang jalan yang ia lalui. Selesai membantu ibunya membuat kue, dia segera pergi menuju rumah Sanha sesuai yang ditentukan sebelumnya. Karena rumahnya tidak terlalu jauh, dia memutuskan untuk berjalan kaki.

Ditemani sebungkus roti cokelat bertabur keju, ia menikmati perjalanannya sambil menghayati lagu yang ia senandungi.

Pingin roti, tapi abang rotinya gak lewat T_T

Omong-omong, kalian suka roti rasa apa nih?

"Kira-kira si Bomin bangun kapan, ya?" Tanya Soobin bergumam.

Rumah Sanha tinggal beberapa blok lagi, tinggal jalan lurus saja lalu belok kanan. Tapi namanya Soobin, dia gampang lelah karena jarang berolahraga.

Sama halnya seperti aku yang jarang olahraga :)

Tidak salah sih, tapi yang dimaksud sekarang adalah pemuda yang biasa disebut koala─ berjalan dibantu kedua tongkatnya. Dia tampak kesulitan.

"Kalau masih sakit jangan keluar rumah, istirahat," kata Soobin membantu pemuda itu berjalan.

Junkyu langsung manyun. "Bosen, pengen ke rumah Sanha juga. Katanya mamanya bikin kue, gue sebagai pecinta makan harus cobain dong."

Benar juga sih, Soobin sebagai pecinta makanan juga datang karena ingin mencoba kue buatan mama Sanha.

"Bin, gue kangen Bomin masa."

"Sama, Kyu. Itu orang betah banget koma, gak tau apa temen-temennya khawatir."

"Mau gimana lagi? Kecelakaan hari itu gak bisa dicegah, Bomin pasti bangun, gak lama lagi."

Semoga saja. Soobin berharap Bomin bangun dari koma secepatnya. Bomin harus menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, dia bisa merubah keadaan.

"Oh ya, Kyu. Gue mau tanya." Soobin menoleh. "Kaki lo masih lama sembuhnya?"

"Kata dokter sih iya." Junkyu menunduk menatap kaki kanannya. "Emang kenapa, Bin? Lo mau beliin gue kaki robot?"

"Cuma mau tanya aja sih..."

"Gak yakin gue sama jawaban lo."

"Kalau gue jujur, kemungkinan lo bakal anggap gue curiga sama lo."

"Tanya aja, janji deh gak bakal begitu."

Sembari membuka gerbang rumah Sanha karena telah tiba, Soobin akhirnya bertanya. "Sebelum gue jalan kesini, gue liat lo jalan ke rumah Yoshi, tanpa tongkat."

"H-hah? Kaki gue aja masih sakit, masa iya gak pake tongkat? Salah liat kali lo," sangkal Junkyu.

"Mungkin, tapi-"

"Yuk masuk, keburu kuenya habis," potong Junkyu nyelonong masuk ke dalam.

Soobin diam, mungkin dia memang salah lihat. Lagipula, dia melihat dari jauh, tidak jelas apakah itu Junkyu atau bukan. Namun dalam hatinya, dia yakin sekali itu Junkyu. Perawakannya sama persis, bahkan dia sempat mendengar suaranya. Apa ada yang pemuda itu sembunyikan?



























































Jeno sengaja tidak datang ke rumah Sanha.

Alasannya? Dia ada urusan, dan urusannya sudah selesai. Hanya masalah keluarga, antara dirinya dengan sepupunya.

LI(E)AR | 00 Line ✓Where stories live. Discover now