34

8.5K 3.2K 1.5K
                                    

Halo, apa kabar semua? Ciee nungguin hihi, maaf ya malah kugantung T_T

Aku udah mulai try out dan ngurus data diri untuk persiapan tahun depan, jadi kalau aku jarang aktif mohon dimaklumi ya, maaf dan terima kasih ♡



















Sejauh apa mereka bisa berhasil? Apakah sampai akhir atau sebatas terbongkarnya dalang di balik semua ini? Datangnya tiga orang dari dunia paralel tak bisa menjamin apakah semuanya akan baik-baik saja dan dianggap selesai.

Karena faktanya, ada satu hal yang tidak diketahui oleh Renjun dan kawan-kawan, diyakini membawa kekecewaan besar dan kebencian yang mendalam.








































































Jongho kabur dari rumah sakit saat hendak diminta kesaksian. Dia tidak lagi diselimuti perasaan bersalah karena tiadanya Bomin, sekarang dia marah, marah pada seseorang yang tak disangka berhubungan dengan semua ini.

Tidak ada polisi yang mengejarnya, dia berhasil kabur dengan baik. Tujuannya saat ini adalah rumah temannya sendiri, rumah yang sudah lama tak dihuni.

Berbekal ponsel dan stun gun, dia masuk ke rumah temannya itu dengan amarah yang menggebu-gebu.

Pintu dia buka keras, matanya langsung menangkap kehadiran seseorang di balik sofa. Suara bantingan pintu membuat orang itu bangun dan menghadapnya, Jongho sudah menduga kalau dia ada disini setelah mengirim pesan singkat kepadanya.

"Halo, Jongho. Apa kabar? Udah lama gak ketemu," sapa sang teman, terlihat memuakkan di mata Jongho.

"Gue gak mau basa-basi. Apa alasan lo lakuin semua ini?"

Sang teman berlagak sok sedih karena merasa sapaannya tak dihargai. "Padahal mau gue bikinin minum... tapi gak apa-apa deh. Gue juga gak mau basa-basi."

Ctak!

Orang itu menodongkan pistol kepada Jongho, santai sekali melakukan itu seolah-olah yang dia pegang adalah pistol mainan.

"Gue sengaja lakuin semua ini karena satu hal, kalian gak bakal percaya apapun yang gue omongin. Jadi... lebih baik mati semua."

Jongho tak berkutik, dia tidak membawa apapun untuk melindungi diri. Sial, seharusnya dia datang bersama polisi, kesini sendiri sama saja menjemput ajal.

"Lo mau tau berapa hal penting sebelum mati? Satu? Dua? Tiga? Atau gak ada?"

"Apa alasan lo lakuin semua ini? Kenapa lo bilang kita gak bakal percaya sama lo?" Tanya Jongho.

"Oh, itu... gue lakuin semua ini karena salah satu dari kalian. Mau jawaban singkat tapi susah dipahami atau bertele-tele tapi jelas?"

"Gak usah basa-basi, gue tau jawaban apapun dari gue gak bakal ubah niat lo untuk bunuh gue."

"Oke, gue bakal jawab singkat. Kebohongan."

"Kebohongan?"

"Iya, kebohongan. Itu alasan gue bunuh kalian semua. Sebenernya gak bisa dibilang bohong juga sih... soalnya dia gak sadar dan dia lupa. Alasan lengkapnya lo tanya langsung ke klien gue. Eh, lo aja mau mati, mana bisa tanya hahahaha."

"Kasih tau gue alasan lain yang buat lo kayak gini," desak Jongho tak mendapat jawaban pasti.

"Kematian." Dia berujar datar. "Ada yang meninggal, lo semua terlalu lemot untuk peka, seseorang meninggal di masa lalu. Bodohnya kalian percaya aja sama orang itu."

LI(E)AR | 00 Line ✓Where stories live. Discover now