12

10.3K 3.7K 2K
                                    

Humor, humor, datanglah~ T_T






Baru kali ini Sanha ragu bertemu temannya sendiri. Ibunya juga melarang, alasannya sih karena dirinya yang mendadak pingsan. Tidak tahu juga kenapa dia bisa pingsan, padahal dia baik-baik saja. Ibunya takut penyakit yang diderita Sanha semakin parah.

Hari ini, Sanha berdiam diri di kamar sambil memikirkan semua yang terjadi. Dia juga memikirkan sms dari Woobin yang baru muncul ke permukaan sejak enam bulan tidak ada kabar.

Woobin bilang Sunwoo mencurigakan. Katanya Sunwoo mau bertemu Junkyu, tapi Junkyu saja ada di restoran bersama Yoshi. Yang membuatnya heran adalah Sunwoo yang menelponnya tadi malam. Kata Sunwoo, dia ke rumah Junkyu karena disuruh Haechan kemarin siang, yang berarti Junkyu memang ada di rumah.

Aneh, apa jangan-jangan di antara Sunwoo dan Woobin ada yang berbohong? Kasihan sekali Junkyu dijadikan bahan kebohongan, nasibnya kurang baik di cerita ini :(

Selain itu, Sanha teringat sesuatu. Kematian Jaemin agak ganjal, memangnya apa sih yang membuat pelaku membunuhnya? Jaemin punya masalah apa? Memikirkan semua itu membuatnya pusing.

Tidak mau dipikirkan, tapi otak tidak mau bekerja sama. Seperti mengabaikan teori tapi tetap memikirkannya karena tertarik.

"Sanha, ada temen kamu tuh di depan." Sang ibu muncul di depan kamar, memberi tahu ada yang datang.

"Siapa, ma?"

"Eric sama temennya, mama baru liat."

Sanha bingung. Langsung saja dia keluar kamar menuju halaman depan rumahnya, disana ada Eric dan temannya berdiri menunggunya. Asing, orang di samping Eric terlihat asing.

"Tumben kesini, ada apa?" Tanya Sanha basa-basi.

"Gak tau nih temen gue, dia bilang mau kasih tau sesuatu ke lo," jawab Eric menunjuk temannya dengan dagu.

"Lo kenal gue?"

Temannya Eric tersebut menggeleng. "Kita belum kenalan, tapi gue tau siapa lo."

Tuh kan, orang itu aneh sekali. Sanha kan jadi berpikir yang tidak-tidak.

"Gue Yunseong, gue kesini karena harus sampaiin apa yang gak bisa Renjun kasih tau langsung ke lo."

"Loh, lo kenal Renjun?"

Sebagai teman Renjun, Yunseong mengangguk. "Renjun gak bisa ikut karena ada urusan penting, gue diminta untuk kasih tau hal ini ke lo, tolong rahasiain pertemuan gue dan lo hari ini."

Sekarang gantian Eric yang bingung, sejak kapan seorang Yunseong berbicara panjang kali lebar sama dengan luas seperti itu?

"Yang bunuh Seungmin, Felix, dan Jaemin orangnya beda. Pembunuhnya ngelakuin itu gak cuma-cuma, ada imbalan yang mereka terima kalau kalian semua mati di tangan mereka," lanjut Yunseong memelankan volume suaranya.

"H-hah? Renjun tau itu dari mana?" Jangankan Sanha, Eric yang merupakan temannya Yunseong saja tidak diberi tahu.

"Gue gak bisa jawab." Yunseong memilih tidak mengatakan yang sebenarnya. "Tapi, gue bakal kasih tau kalian satu hal penting. Gue kasih tau ini karena gue gak tau orang itu ada di pihak pembunuh atau pihak korban."

"Siapa?"

"Jihoon," jawab Yunseong. "Dia selalu pakai jaket kan? Alasan sebenarnya bukan karena emang pingin, tapi karena dia selalu bawa pistol kemanapun dan kapanpun pas keluar rumah."













































LI(E)AR | 00 Line ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя