33

10.2K 3.3K 1.7K
                                    

Karena urusannya belum selesai, Junkyu kembali ke tempat Bomin. Yang satu ini akan memperkuat bukti yang dia dan Jaemin punya, semoga saja...

Dia menarik kursi untuk duduk. Dia berharap Bomin bisa memberi jawaban tentang apa yang ingin dia tanyakan. Bomin selalu disebut sebagai pemecah circle oleh teman-teman Yoshi di dunia ini, dia ingin tahu apa yang Bomin lakukan sampai beberapa dari mereka membencinya.

"Kok cepet?" Tanya Bomin. Sebelum pergi, Junkyu bilang akan lama, tak tahunya dua puluh menit kemudian datang.

"Jungmo gue bunuh, gue males bawa dia ke kantor polisi," jawab Junkyu.

"Dibunuh?!"

"Iya, kenapa?" Junkyu bertanya dengan nada tidak santai. "Gue gak mau basa-basi, gue serius. Kalau lo gak jawab dengan jujur, nasib lo bisa sama kayak Jungmo. Jiwa pembunuh gue lagi aktif."

Apalagi ini? Saat menolongnya tadi Junkyu bilang dia adalah orang baik dan membenci perkelahian. Tapi apa katanya barusan, dia mengaku kalau dia pembunuh. Mengerikan.

Junkyu tahu dia seram walaupun wajahnya menggemaskan. Bagus sih... orang yang akan berniat jahat padanya jadi tidak tahu karena wajah menggemaskannya hanya cover.

"Pertanyaan pertama. Siapa yang mau lo temuin di kafe sebelum lo kecelakaan?" Tanyanya.

"Seinget gue Jisung, tapi yang kasih tau gue si Hyunjin," jawab Bomin berusaha mengingat.

"Pertanyaan kedua. Siapa yang tahan lo di alam bawah sadar lo?"

"Kalau itu gue gak tau. Gue tau kalau gue ditahan disana pas bangun dari koma, Yoshi yang bantu gue. Dia bilang jiwa gue dikelilingi ilmu hitam yang kuat, untung dia bisa keluarin gue."

"Oke, sekarang pertanyaan ketiga. Gue mau lo jujur, gue gak segan lakuin hal buruk kalau lo gak jawab. Apa yang lo lakuin sampai beberapa temen lo benci sama lo? Terutama Hyunjin, dia benci banget sama lo. Separah apa?"

Kalau ada pilihan, Bomin memilih untuk tidak menjawab. Pertanyaan tersebut adalah sesuatu yang ingin dia lupakan dan hilangkan dari kehidupannya. Namun kini orang asing menanyakan itu padanya, dia tidak mau masa lalunya tersebar.

"Jawab atau mati," ancam Junkyu menempelkan ujung tongkat sihirnya ke leher Bomin.

"Ta-tabrak lari... dua tahun lalu."

Junkyu mengernyitkan kening. "Lo pernah kena tabrak lari?"

Bomin menggelengkan kepala. "Bukan, gue gak pernah kena tabrak lari. Tapi gue pelakunya, gue kabur dari lokasi saat itu..."

"Karena itu beberapa temen lo benci sama lo?"

"Iya..."

"Emangnya siapa yang lo tabrak?"

Bomin bungkam. Dia tidak mau menjawabnya, bisa saja Junkyu menjebaknya agar dia terlibat masalah untuk ke depannya.

"Gue bisa aja baca pikiran lo, gue gak bodoh," ucap Junkyu tajam sambil menekan tongkat sihirnya. "Lo bakal aman kalau jujur, gue gak berhak lakuin apapun selain bunuh dan bantu. Cepet jawab."

"I-itu..."

"Apa?"

"Yang gue tabrak... itu..."

"Ita itu ita itu, cepet jawab!"

"Yang gue tabrak itu si Soobin! Gue sempet kesel sama dia karena dia bikin kakak gue lumpuh!" Jawab Bomin refleks karena terkejut akan bentakan Junkyu.

Sadar kalau dirinya keceplosan, dia langsung menunjukkan ekspresi memelas. "Tolong jangan laporin gue... gue tau gue salah, gue juga udah minta maaf sama dia."

LI(E)AR | 00 Line ✓Where stories live. Discover now