32

10.8K 3.3K 4.1K
                                    

Aku gregetan... oh ya, clue yang kumaksud itu untuk ending ya, mungkin belum/ banyak gak yang sadar nanti bakal gimana. Ada sih komen yang hampir bener, tapi aku lupa komennya ada di chapter berapa.

Aku suka heran deh, kenapa setelah pelaku di suatu cerita kebongkar ngetik humor malah lancar T_T


























Sanha tidak tahan lagi, dia yakin ada sesuatu yang tidak beres pada dirinya. Dia memutuskan pulang tanpa sepengetahuan Jongho.

Sesampainya di rumah, dia mencari keberadaan sang ibu. Rumahnya sepi, apa ibunya pergi lagi?

"Mama~! Mama dimana?!" Teriaknya mencari.

"Jangan teriak-teriak! Kalau mau teriak sana ke hutan!"

Sang ibu datang tergopoh-gopoh sambil membawa spatula. Oh, ternyata sedang memasak.

"Mama, Sanha sebenernya punya penyakit apa sih?!"

"Kamu ini kesambet apa? Bukannya kamu denger sendiri apa kata dokter? Ganggu mama masak aja."

"Habisnya kepala Sanha sakit mulu, terus badan rasanya dingin, agak mual juga."

Mama Sanha terdiam. Beliau memandang Sanha dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak ada perubahan, Sanha masih sama.

"Kamu pucet banget, mending istirahat," suruhnya karena harus melanjutkan acara memasaknya. "Yang penting minum obat, gak lama lagi bakal sembuh. Kalau udah sembuh kan nyaman rasanya."

"Iya sih... tapi kalau gini terus Sanha jadi negative thinking!"

"Sekali lagi kamu teriak mama gak bakal kasih kamu makan!"

Setelah itu Sanha langsung ngacir ke kamarnya, dia akan beristirahat sesuai perintah. Dia tidak tahu kalau sang ibu menatapnya sendu, ada kesedihan yang mendalam di hatinya.

"Semoga kamu cepet sadar nak, dan semoga mereka gak tau tentang kamu. Mama sedih kalau kamu begini terus..."




























































Mual rasanya melihat pembunuhan di depan mata. Darah dimana-mana, Sunwoo sebagai saksi mata sampai gemetar.

Dia tidak tahu siapa orang yang datang menolongnya, wajahnya mirip sekali dengan temannya yang sudah tiada. Mana mungkin orang itu hidup lagi? Kecuali dia tidak berasal dari sini.

"Udah selesai~!"

Riang sekali orang itu. Dia menghilangkan sidik jarinya yang menempel di pisau menggunakan sihir. Dengan begitu kan tidak ada bukti kalau dia pelakunya, nanti kalau sidik jarinya tertinggal bisa heboh. Pasti banyak yang akan mengira Kim Junkyu bangkit dari kematian dan melakukan pembunuhan, nanti yang kesulitan siapa? Ya orang tua Junkyu dunia ini.

Mayat Jungmo dibiarkan begitu saja, seolah-olah mayat tersebut hanyalah seonggok sampah. Indah sekali hasil karyanya, sudah lama dia tidak melakukan hal ini. Rasanya menyenangkan.

"Yuk ke rumah sakit, nanti masalah biaya biar Yoshi yang bayar," ajak Junkyu tidak mau ribet.

Ya iyalah Yoshi yang bayar, Yoshi kan kaya tujuh turunan. Tidak deh, sampai keturunan berapapun akan tetap kaya kalau keluarganya bagian dari kerajaan.

"Kepala Jeno retak dikit dibagian ubun-ubun, tapi tenang aja, tadi gue lakuin pertolongan sedikit pakai sihir. Gratis kok, gak dipungut biaya."

"Jeno gak bakal mati kan?"

LI(E)AR | 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang