31

8.6K 3.2K 3.2K
                                    

Dada Jihoon serasa dihantam batu, rasanya sesak dan sakit. Teman yang selama ini dia cari dan dia rindui ternyata sudah tiada? Hahaha, rasanya sulit dipercaya.

Dia menatap Yoshi, apa teman baiknya yang tersisa akan pergi juga? Atau justru mengecewakannya?

"Kenapa ngeliatin Yoshi kayak gitu, Hoon? Takut dia mati juga?" Tanya Hyunjin. "Eh bentar, sebelumnya gue ketemu Yoshi di jalan sama anak kecil. Kenapa lo gak kenal gue?"

"Prank aja," jawab Yoshi santai.

"Prank?! Lo ngapain ngeprank gue? Emangnya gue lagi ulang tahun?"

"Lo kan nyebelin, wajar diprank," kata Jihoon.

Renjun kesal. Dia baru saja memberi informasi penting kenapa jadi dikacangi begini?!

"Kalian mau bawa gue ke kantor polisi? Yakin?" Jinyoung mengisi peluru pistolnya. "Kalau kalian mau bawa gue, gue bisa nekat bunuh diri, bukannya itu berpengaruh ke pekerjaan lo, Jihoon?"

"Jangan lupain Haechan sama Yangyang, paling bentar lagi mati," tambah Hyunjin mengkompori.

Jihoon menatap kedua pelaku dengan bengis. "Dasar iblis."

Yoshi mengulum bibirnya sambil garuk-garuk telinga. Duh, telinganya jadi gatal.

"Seharusnya kalian berdua kabur dari sini sekarang." Akhirnya Yoshi angkat bicara. "Haechan sama Yangyang urusan gampang, yang harus dikhawatirin itu kalian."

"Apanya yang perlu dikhawatirin? Di antara kalian cuma Jihoon yang bawa senjata, kita berdua punya senjata," balas Hyunjin tidak takut.

Ctak!

Pistol tidak lagi ditodongkan ke Yoshi, tapi ke Hyunjin dan Jinyoung secara bergantian. Jihoon emosi sekali mendengar ocehan tak bermutu mereka. Memang benar sih mereka memberi tahu informasi penting tentang siapa-siapa saja yang berperan membunuh teman-temannya, tapi saat ini mulutnya gatal ingin julid.

"Gue gak mau buang waktu, lebih baik kalian nyerah dan ikut ke kantor polisi!"

"Gak mau wleee."

Tolong beri kesabaran kepada Renjun, emosinya sudah sampai di ujung. Apa gunanya dia beri tahu soal Yoonbin kalau diabaikan seperti ini. Hiih, sebal.

"Eh, emangnya kalian gak curiga ke orang di belakang kalian itu?" Tanya Jinyoung menunjuk Yoshi. "Asal kalian tau nih, dia itu sengaja jual mobil. Jungmo yang beli."

"Gue mau pindah rumah," jawab Yoshi santai.

"Pindah kemana?!" Jihoon terkejut karena tak pernah menyangka Yoshi akan pindah rumah. "Kenapa lo gak bilang? Lo mau lari dari masalah?"

"Gak kok. Emang udah waktunya gue pindah." Yoshi tersenyum tipis sambil menurunkan pistol milik Jihoon dengan tangannya. "Lo tenang aja, kalau ada waktu gue bakal main. By the way, Lo mirip banget sama temen baik gue, namanya juga Park Jihoon."

Jangankan Jihoon. Renjun, Hyunjin, dan Jinyoung juga tidak mengerti apa maksudnya. Yoshi berkata seperti itu seolah-olah ingin pergi dalam waktu yang lama.

"Banyak omong," desis Jinyoung menodongkan pistolnya.







DOR!






Ctak!






Kejadian tak terduga terpampang nyata di depan mata. Peluru tidak berhasil melukai target, justru target terlindungi oleh sesuatu.

Sang penembak diam, begitupun Hyunjin.

Renjun yang posisinya di depan Jihoon untuk melindungi Jihoon dan Yoshi membuka mata karena tak merasakan sakit di tubuhnya, malah punggungnya sedikit dingin.

LI(E)AR | 00 Line ✓Where stories live. Discover now