CHAPTER 8 : SOLACE

979 137 25
                                    


Seulgi bukan tipe orang yang mudah akrab. Ia adalah seorang introvert. Teman temannya bisa dihitung dengan jari. Tapi dengan lelaki ini, rupanya pengecualian. Mengingat betapa dekatnya mereka kini, dalam waktu hanya beberapa hari.




Park Jimin tersenyum, "bagaimana?"


Dan lelaki itu menanyakan pertanyaan konyol yang membuatnya berfikir. Apakah mungkin ... bagi Seulgi, untuk jatuh cinta pada Park Jimin?


Seulgi khawatir ... bahwa jawabannya ... adalah ... iya.



"Taruhan payah." Jawab Seulgi tenang meski detak jantungnya menyatakan yang sebaliknya, "kenapa kita harus saling jatuh cinta? Aku baru saja selesai dengan hubunganku dengan cara yang menyakitkan."

"Dan aku baru saja menyudahi cinta bertepuk sebelah tanganku yang sudah berlangsung dari masa SMA ku."


Seulgi tertegun. Itu fakta baru untuknya. Bahwa rupanya, begitu kisah Jimin. Bukan hanya ditinggalkan gadisnya berkencan dengan lelaki lain. Tetapi itu adalah, cinta tak berbalas yang sudah bertahun tahun lamanya.


"Yakin kau siap untuk menyudahinya?" Tanya Seulgi, "kau bahkan berniat datang kesini bersamanya."


Chaeyoung Chaeyoung itu.


"Dia tidak ada disini. Itu saja sudah cukup untuk membuatku menyudahinya." Jawab Jimin, "dan kau yang ada disini."

Seulgi menggeleng, "aku tidak mau jadi pelarianmu." Dia mengerutkan kening, "dan harusnya kau juga sama." Tiba tiba Seulgi mengingat ketika Jimin mendatanginya, saat pria itu terluka, yang menjadi awal mula kebersamaan mereka, "kau datang padaku disaat kau terluka olehnya. Kau menemuiku, yang juga sedang terluka oleh lelaki lain. Kurasa jika kita bersama dengan keadaan seperti ini, tidak akan baik."

"Tapi kau tertarik?" Jimin menatap Seulgi dengan intens. Menyadari kalau dengan wanita ini, ia mungkin bisa saja bahagia. Perasaannya mungkin saja bisa berbalas.

Seulgi menggeleng, "aku tidak mau menjalani hubungan yang tidak sehat setelah lepas dari hubungan tidak sehat lainnya. Seulgi menggerakkan lengannya dan kali ini berhasil melepaskan pegangan Jimin dari situ, "dan aku memang masih mencintainya. Mantan pacarku."


Ada rasa sakit yang baru di hati Jimin. Yang berbeda dari yang biasa ia rasakan. Tidak tajam, tidak menyesakkan seperti biasanya. Tapi ada.


"Dan kau juga tidak mungkin bisa begitu saja melupakan dia. Cinta tak berbalasmu." Seulgi tersenyum. Ia ingin menyentuh wajah Jimin, membelai pipinya. Tetapi ia sadar tidak punya hak untuk itu, jadi Seulgi menyentuhkan tangannya pada lengan Jimin, menepuknya pelan, "kita berdua sehancur ini bukan tanpa alasan. Itu karena ketika kita berdua jatuh cinta, kita melakukannya dengan serius, sehingga sakitnya pun tidak main main." Ucapnya pelan, "sayangnya, kita tidak saling jatuh cinta, tapi jatuh cinta pada orang lain."


Jimin tidak bisa membantah itu. Terlebih ketika gadis di hadapannya ini, mengakui bahwa ia masih mencintai pacarnya. Karena, sesuatu tiba tiba terlintas di fikirannya, bahwa bagaimana mungkin ia berfikiran bisa menggantikan Chaeyeong, gadis yang ia cintai sejak umur belasan, dengan Seulgi, gadis yang baru ia kenal selama tiga hari ini?

PERJALANAN PATAH HATIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora