SIDE STORY OF JINSOO 2 : EPIPHANY

1K 92 76
                                    


Warning : Ini benar benar chapter yang panjang ..... kuharap kalian gak gumoh.


*

*

*



Jisoo menjerit, menyaksikan Seokjin dibutakan amarahnya. Menghajar Kim Jongin sampai darah melumuri wajah Jongin.

"Oppa! Berhenti!!" Jisoo menarik tangan Seokjin tapi Seokjin menepisnya.

Jongin berhasil mendorong Seokjin lepas dan Seokjin terjengkang. Ketika Seokjin bangkit lagi Jongin mendang dadanya sehingga Seokjin terhempas ke arah tembok.

"BERHENTI!! BERHENTI!!"

Tidak ada yang mendengar. Hanya suara geraman dan umpatan yang menjadi sahutan teriakan Jisoo. Kedua lelaki itu bergumul kembali. Dan Jisoo sudah nyaris kehilangan akal untuk menghentikan mereka.


Seokjin terhempas lagi. Menabrak buffet pajangan dan menjatuhkan keramik kecil. keramik itu pecah di dekat tangannya. Dan Seokjin menatap pecahan itu. Matanya merah, sudah tidak peduli lagi tentang benar dan salah.


Dan Jisoo menubruknya sampai Seokjin nyaris terlentang kalau saja tangannya tidak menumpu ke belakang menahan berat tubuhnya dan Jisoo. Gadis itu berada di pangkuannya. Memeluknya. Menguncinya. Terisak isak di dadanya.

"Jangan Oppa. Kumohon. Jangan." Tangan Jisoo melingkari pinggang Seokjin. Saling menggenggam di belakang punggung pria itu. Kakinya mengepit pinggul Seokjin.  Ia memejamkan matanya. Sudah tidak peduli lagi jika ia menjadi sasaran amukan Seokjin. Jisoo  menempel pada Seokjin seperti koala. Jika Seokjin masih mau memukuli Jongin, Seokjin harus membawanya. Jika Jongin hendak memukul Seokjin lagi, maka harus melewatinya dulu.

Tapi tidak. Menit menit berlalu tapi hanya deru nafas Jongin dan Seokjin yang terdengar. Tidak ada pergerakan apapun lagi. Jisoo memberanikan diri mendongak menatap Seokjin dan melihat lelaki itu menatap nanar pada Jongin yang terlentang menatap langit langit. Keduanya sama berantakannya dengan luka dan memar di wajahnya.

"Seumur hidup, aku dan ayahku selalu menjaga agar Seulgi bahagia. Cukup. Di sayangi." Suara Seokjin bergetar dan Jisoo makin mengeratkan kunciannya di tubuh Seokjin, "siapa kau bisa membuatnya menangis?? Siapa kau bisa melukainya?? Setelah kami menjaganya dengan hati hati, berani kau mengguncang dunianya???"

Jisoo menggigit bibirnya, menahan isakannya. Menatap pada Jongin yang tidak menjawab apa apa, hanya nafasnya yang menggemuruh terengah.

"Kalau kau tidak mencintainya lagi, bilang padaku! Supaya aku terlebih dahulu menyuruhnya untuk melepaskanmu! Sehingga dengan begitu, dia tidak merasa tidak disayangi! Bangsat kau Kim Jongin!"

Jisoo memejamkan matanya. Detak jantung Seokjin terasa bergemuruh di telinganya.

"Maaf. Maaf." Terdengar suara lemah Jongin yang meminta maaf dan Seokjin menyahutinya dengan kekehan sarkastik.

"Pengecut sepertimu memang hanya bisa meminta maaf!"

Jisoo menegang ketika merasa Seokjin bergerak. Dan dia mengencangkan otot otot tubuhnya untuk mengepit Seokjin sekuat mungkin. Bersiap untuk hantaman yang akan di terimanya.

"Jangan pernah kau menemuinya lagi! Jika tidak, aku benar benar akan membunuhmu! Aku tidak takut dengan penjara, Kim Jongin!" Ancaman pada suara Seokjin benar benar serius, "dan jika kau tidak terima aku mendatangimu seperti ini, aku siap untuk apapun tuntutanmu."

PERJALANAN PATAH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang