EPILOG : SERENDIPITY

2.5K 147 129
                                    



Tiga tahun kemudian ....




Jimin memasuki ruang tengah rumah keluarga Kang dan mendapati calon mertua nya sedang duduk sambil memijat pelipisnya dan Jimin tau kenapa Ny. Kang berekspresi seperti itu karena ia sendiri sudah mendengar suara suara ribut dari dapur.

"Eomonim." Panggil Jimin.

Ny. Kang menoleh dan tersenyum melihat Jimin, "Jimin-aah. Kau sudah datang."

Jimin balas tersenyum, "Eomonim baik baik saja?"

Ny. Kang menghela nafas dengan dramatis, "karena sudah lama tidak mendengar mereka ribut, aku jadi harus menyesuaikan diri lagi." Matanya berbinar jenaka, "aku sudah tua dan melemah ternyata."

Jimin tertawa, "Eiiiy, omong kosong, Eomonim masih secantik dulu."

Ny. Kang tertawa, menepuk pipi Jimin pelan, "sana, selamatkan Seulgi dari Oppanya sebelum aku yang menyiram air pada mereka."

Jimin mengulum senyumnya. Teringat memori saat dia, Seulgi dan Seokjin terkena siraman air dari Ny. Kang. Ia berjalan menuju dapur dan mendapati kekacauan disana, tentu saja.



Duo Kang itu sedang bertikai di depan kompor. Seulgi melakukan sesuatu dan Seokjin langsung mengambil alihnya, kemudian memarahinya dan Seulgi yang tidak terima dimarahi, balik membentak dan begitulah Ny. Kang mendapatkan sakit kepala.


"Kau kan sudah membaliknya tadi! Sekali saja tidak usah dibolak balik terus terusan!"

"Oppa bilang tadi dibalik biar merata!"

"Aku bilang ditambahi olesan bumbu marinate nya!"

Seulgi menggerutu. Menuruti ucapan Seokjin.

"Aduk sausnya! Nanti gosong kalau dibiarkan!"

"Mana yang harus ku kerjakan terlebih dahulu?? Tanganku kan hanya dua!!"

Seokjin menggeram, meraih pan lalu mengaduk cairan disana yang mulai berasap, "aku bisa melakukan keduanya bersamaan dengan mata tertutup, tahu!"


Jimin tersenyum, melangkah masuk dan Jisoo yang duduk tenang dengan lembaran kertas yang ditekuninya tanpa terganggu keributan itu menoleh menyadari keberadaannya.

"Jimin, kau datang."

Mendengar itu, tentu Seulgi langsung menoleh dan bertatapan dengan Jimin. Secara otomatis, keningnya yang berkerut dan wajahnya yang gusar langsung mengurai ketika bertatapan dengan tunangannya itu.

"Hai." Mata Jimin terkunci pada Seulgi, memberikan senyum di bibir dan juga matanya.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PERJALANAN PATAH HATIWhere stories live. Discover now