CHAPTER 22 : AVENOIR

1.8K 161 51
                                    


Saat Jimin mengetahui bahwa Chaeyoung menyukai kakaknya, Jimin tidak punya keinginan untuk menyabotase hal itu. Baginya, itu akan sia sia. Selain ia tidak ingin membahayakan persaudaraannya dengan Chanyeol, Jimin juga merasa satu satunya kesempatan ia bisa bersama Chaeyoung adalah ketika gadis itu akhirnya berpaling dari Chanyeol padanya.


Tapi sekarang, mendapati lelaki di hadapannya bertekad untuk mendapatkan Seulgi, Jimin nyaris meledak. Tangan Jimin saling menggenggam, semata mata untuk menahan agar keduanya tidak bergetar karena amarah dan akhirnya kelepasan.


"Hubungan hanya bisa berjalan dua arah, Timjangnim." Ucap Jimin, suaranya bergetar tapi ia berusaha tenang, "hanya jika wanita dan pria saling menyukai. Tekad si pria, bagaimanapun kuatnya itu, tidak akan ada gunanya jika wanitanya tidak menanggapi. Anggap saja, gayung tak bersambut."

Namjoon menelengkan kepalanya, "apa yang membuatmu begitu yakin, Byeonhosanim? Mengingat kulihat dia juga sama tidak menanggapimu." Namjoon maju selangkah, bersisian dengan Jimin di hadapan wastafel, saling menatap melalui cermin, "aku mengenalnya lebih lama darimu. Itu keuntungan bagiku."

"Jangan terlalu percaya diri, Timjangnim. Kau lebih lama mengenalnya, tetapi aku lebih tau segala sesuatu tentangnya." Jimin maju selangkah, berdiri di hadapan Namjoon. Ia menepuk bahu Namjoon, "dia dan aku pernah sedekat bernafas." Jimin berbisik di telinga Namjoon, "silahkan berusaha sekuat yang kau bisa, tetapi pemenangnya akan tetap aku." Jimin menyeringai, lalu meninggalkan Namjoon.



*



Suara pintu yang terbuka lagi membuat Seulgi tersentak lagi. Tapi tensinya menurun ketika melihat itu adalah Namjoon yang masuk.

"Timjangnim." Seulgi tersenyum.

Namjoon tidak membalas senyumnya dan Seulgi langsung waspada. Kenapa? Apa kesalahanku? Dia mengingat ingat tugasnya. Tidak, tidak ada yang melebihi deadline. Semua pekerjaannya ia selesaikan sebelum jatuh tempo. Bahkan sekarang ia tengah memulai pekerjaan yang seharusnya belum ia mulai sampai minggu depan. Akhir akhir ini memang Seulgi sangat produktif sekali sampai Hoseok saja kewalahan mendistribusikan pekerjaan untuknya.


Jadi kenapa Kim Namjoon tampak murung?


Namjoon duduk di samping Seulgi, "ada sesuatu yang ingin kutanyakan. Tapi ini adalah hal pribadi. Kau berhak untuk tidak menjawabnya, tapi kuharap aku mendapatkan jawaban jujur darimu."

Seulgi makin was was, "y-ya, tanyakan saja, Timjangnim."

"Kau dan Park Byeon, sudah saling mengenal sebelumnya?"

Wajah Seulgi memucat dan Namjoon sudah tidak membutuhkan jawaban lagi.

"Benar rupanya." Gumamnya.

Seulgi menunduk, "maaf, Timjangnim."

"Apa hubungan kalian?" Namjoon menatap nanar Seulgi yang menunduk.

Entahlah. Aku juga tidak bisa menjawab itu. Seulgi makin menunduk.

"Bagaimana kalian saling mengenal?" Tanya Namjoon lagi.

"Di Jeju. Kami satu penerbangan." Jawab Seulgi pelan, "lalu terjadi sedikit insiden. Dari situ kami mulai saling mengenal. Dia membantuku mencari Min Jagganim selama disana."

PERJALANAN PATAH HATIWhere stories live. Discover now