BONUS CHAPTER : SEREIN

2.3K 139 118
                                    



Jimin sudah mendapatkan banyak pelajaran dalam hidupnya. Tapi yang paling ia sadar adalah ... hati hati dengan ucapanmu. Atau harapanmu.


Contoh pertamanya adalah ... dia pernah menantang Kang Seulgi yang pada saat itu belum menjadi siapa siapanya untuk bertaruh siapa yang lebih dahulu jatuh cinta. Dia pada Seulgi atau Seulgi padanya. Itu semata mata untuk meremehkan Seulgi. Karena, Jimin percaya diri bahwa dirinya tidak akan tertarik dengan Seulgi. Atau sebenarnya hanya penyangkalan karena dia tidak mau tertarik dengan Seulgi.


Nyatanya, dia jatuh cinta setengah mati dengan wanita itu. Jatuh sedalam dalamnya.


Tapi Jimin masih menyangkalnya mati matian. Lagi lagi mulut besarnya menantang Seulgi, agar selesai urusan yang mempertemukan mereka di Jeju, Jimin dan Seulgi akan saling melupakan seolah olah tidak pernah terjadi apa apa antara keduanya.


Dan kembali, kata kata Jimin berbalik ke arahnya. Boro boro menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Dia bahkan tidak mampu mengeluarkan bayangan Seulgi dalam fikirannya bahkan meski ia berusaha mati matian membenci gadis itu yang ia anggap hanya mempermainkannya. Jimin sudah mutlak jatuh cinta pada Kang Seulgi.


Belum cukup sampai disitu, Jimin kembali terkena akibat dari ucapannya sendiri. Ia yang dikenal handal dalam bersilat lidah memutar balikkan fakta di ruang sidang, menggiring opini ke arah yang ia kehendaki, harus pasrah ketika semesta kembali meledeknya.


Setelah ini ... Jimin benar benar harus berhati hati dengan ucapannya.



*



"Cepat Hyung!" Seru Jimin, meringis ketika Seulgi menggigit bahunya untuk melampiaskan rasa sakitnya ketika kembali merasakan kontraksi.

"Brisik kau, sialan!" Desis Seokjin jengkel. Dipikirnya Seokjin tidak ketar ketir mengemudi ke rumah sakit ketika perut Seulgi sudah siap meledak kapan saja??

Dia datang ke rumah mereka disaat yang tidak tepat. Baru melangkah ke teras, Seokjin sudah disambut kepanikan Jimin menggandeng Seulgi yang berjalan dengan menyangga perut besarnya, meringis ringis kesakitan. Membuat Seokjin juga meringis dan membawa mereka ke mobilnya yang masih berada di luar agar lebih cepat sampai ke rumah sakit.

"Hyung ... buat mereka menyingkir!" Seru Jimin frustasi melihat kemacetan di depan mereka.

"Bagaimana caranya??" Balas Seokjin emosi, "kan kau yang Pengacara! Kau saja ancam menjebloskan mereka ke penjara!"

"Pengacara berbeda dengan Polisi!" Sahut Jimin, "mana mungkin aku bisa melakukan itu!!"

"Nah apalagi aku!! Pikirmu apa yang bisa ku lakukan??"

"Hyung bisa mengancam meniban mereka! Bahu Hyung kan lebar!"

"Dasar gila! Memangnya masuk akal kalau aku berbuat begitu??"

"DIAM, DIAM!! AAAARGGGHHHH!!" Jerit Seulgi.

"Sayang, jangan berteriak!" Seru Jimin ngeri, takut bayi tiba tiba meloncat keluar karena Seulgi berteriak.

Seokjin melongokkan kepalanya keluar dari jendela, "YA!! BERI AKU JALAN ATAU AKU AKAN MENIBAN KALIAN SEMUA!! ADIKKU AKAN SEGERA MELAHIRKAN!!"


PERJALANAN PATAH HATIWhere stories live. Discover now