Batra or Altra

10.1K 683 64
                                    

"Udah semua?" tanya Galang menatap teman-teman nya yang sibuk membungkus kue.

"Udah, total ada 50 box" sahut Varo. Geng Altra sekarang berada di warung mamel, sebagian orang sibuk membungkus kotak nasi kedalam plastik. Berbagi salah satu kegiatan rutin setiap 1bulan sekali yang dilakukan oleh geng altra. Membagikan 1 kotak nasi kepada orang yang membutuhkan dengan uang kas yang dikumpulkan setiap minggu nya.

"Catet pengeluaran nya jangan lupa" Ragil memberi secarik nota kepada Kevan, dan dicatat oleh kevan di laptop nya.

"Yang ikut berapa orang?" tanya Rehan menatap Galang.

"Masing-masing motor berdua, bawa 10 kotak" ucap Galang singkat

Varo mengangguk kemudian menatap anak-anak altra lain yang sedang duduk.

"20 orang ikut, 5 motor bawa kotak nasi yang gak bawa kotak nasi tetep kawal takut ada kendala" ucap Varo, tangan kanan galang.

"Siapa-siapa yang ikut?" tanya Irham

"Anak inti, tim Jefri, tim bang Ale" tunjuk Varo pada anak-anak altra. Tim Jefri itu anak kelas sepuluh yang berisi 7orang, sedangkan Tim bang Ale itu kelas duabelas yang berisi 7orang. Kedua tim itu sudah diakui bela diri nya oleh anak inti.

"Berangkat" Galang memerintah anggota nya menghampiri motor masing-masing, tidak lupa memakai jaket kulit kebanggaan berwarna hitam dengan lambang harimau dan nama Altra di belakang. Jaket nya sedikit dibedakan antara anak inti dan anggota biasa. Anak inti jaket nya terdapat slayer biru yang menempel permanen dilengan kiri.

Galang memimpin didepan, ia dan Varo mengendarai motor nya sendiri tanpa berbonceng. Orang-orang dijalan menatap mereka yang bergerombol, ada yang kagum ada juga yang marah karena bising suara motor mereka.

Galang berhenti di lampu merah, mengode anggota untuk turun. Mereka pun turun dan membagikan beberapa nasi kotak kepada orang yang membutuhkan. Ada banyak orang disini  seperti pengamen jalanan, pengemis, tukang becak, tukang parkir, dan lain-lain. Tidak lupa selalu ada orang yang mendoakan keselamatan altra.

Dari sebrang sana ada juga gerombolan laki-laki sekitar belasan orang, mereka menyebrangi lampu merah dan berhenti di samping anak-anak altra.

"Widih penghianat lagi beramal cerita nya?" ledek orang itu yang diketahui ketua geng batra bernama roy.

"Pencitraan itu bos" ucap anggota batra mengompori.

"Ada suara tapi gada orang, den lo denger kan?" Rehan memasang wajah takut menatap Irhan

"Suara hati iri dan dengki" sahut Irham menatap sinis.

"Jangan iri jangan iri" Ragil membuka suara nya.

"Jangan iri dengki," lanjut Rehan menggoyangkan pantat nya.

"Cih Sok banget, biar apa sih kaya gitu" Roy menatap Galang sinis, sedangkan yang di tatap santai dengan wajah datar.

"Biar lo panas hahaha" Kevan mengibaskan tangan nya di wajah.

"Penghianat banyak gaya" cibir Roy

"Bukan nya lo pada yang penghianat" balas Varo santai.

"Gamau ngaku haha dasar" sahut anggota batra.

"Gausah ngusik kalo gamau dibantai!" Ragil mengucap slogan mereka.

"Kenapa, takut? topeng kalian kebuka di depan semua orang?" Roy turun dari motor dan berjalan kearah galang.

"Najis banget sih, sok alim banget pake bagi-bagi segala" Roy berusaha memancing emosi galang dan galang tau itu, ia menyembunyikan kepalan tangan nya disaku jaket.

ONLY MINE (TERBIT)Where stories live. Discover now