- Chapter 15 -

2.2K 382 304
                                    

Uhuy si author labil balik lg nih😊💞✨

Gk tau gue kangen aja buat nulis ya meski rada males mikir, duh debay jan mageran napa sih :(

Gue kangen kalian masa huhuhu, kira" ada yg kangen jga gk ? Klo kagak ya gue unpub aja nih book🙂/candaunpub:)

Siap" disini dr awal scene sudah bisa mengundang emosi karena sudah masuk dunia konflik ye bunda~, keep calm dan susun kata" mutiara kalian sebaik"nya oke ?

AYO MENGGAS !!!

Mari spam komen biar mamak² ini ngukuk sama tingkah kalian 🎈❤️

Enjoy...

Selamat membaca ❣️

.
.
.

"Jadi kau akan kembali pulang sekarang ?" Pertanyaan itu melantun jelas dari sosok Hansberg tua yang kini tengah duduk di kursinya, menyesap teh yang telah disediakan oleh pelayannya dengan menunggu jawaban dari sang putra, Sèan Arthur Hansberg.

Sèan yang mendengar pertanyaan dari sang ayah menundukkan kepalanya sejenak, mengusap topinya dan mengangguk, membenarkan.

"Aku akan pulang sekarang, terlalu lama meninggalkan Camilla dan Jeffrey dirumah, mereka pasti cukup kesepian jika orang tuanya tidak ada." Tidak, itu bukan hanya sekedar ucapan sederhana. Sèan secara tidak langsung tengah menyinggung sang ayah mengingat dulu saat dirinya masih begitu muda, Sèan seringkali merasa kesepian atas kesendiriannya. Sang ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaannya jarang sekali kembali ke rumah hingga tentu saja membuat ibu Sèan sampai mengalami kesakitan jiwa. Bukannya hanya tak kembali dalam waktu lama, pria yang kini sudah tua itupun dulunya seringkali mengkhianati ibu Sèan dengan bertemu para wanita selain istrinya untuk bersenang-senang.

Yah kalian pasti mengerti maksudnya kan ?

Dan sepertinya Sèan sama sekali belum melupakan hal itu, kekejian ayahnya dimasa lalu.

Dan kekehan ringan adalah balasan seadanya yang sang ayah tujukan untum Sèan, menaruh cangkir teh nya dan sedikit tertawa kecil.

Ayah dan anak itu justru malah saling menatap, menghunus tatapan cukup tajam untuk satu sama lainnya.

"Baiklah, aku mengerti maksud mu nak, kau masih dendam pada ku rupanya..." Tukas si tua Hansberg setelah lebih memilih untuk mengalah dari Sèan.

"Hhh, kau benar juga, Jeffrey baru saja kembali ke Norwich setelah 18 tahun berlalu juga Camilla yang memang dekat dengan mu pasti sudah sangat merindukan ayahnya, haahhh... cucu perempuan ku yang manis," Katanya lagi dengan tenang.

Si tua itu lantas kembali menatap pada Sèan yang masih melihatnya dengan fokus.

Sèan memang selalu seperti itu, tak aneh lagi baginya jadi dia sudah sangat terbiasa melihatnya. Bahkan, si tua Hansberg itu kini tengah berusaha menyenderkan punggung rentanya pada senderan kursi juga membalas tatapan fokus Sèan padanya dengan kembali mengingat hal yang akhir-akhir ini ingin dia pinta dari putranya itu.

Sesuatu yang cukup diinginkannya agar bisa memuaskan fantasi gilanya.

Benar-benar gila karena dia sama sekali tidak memaklumi dirinya yang sudah sangat tua.

Hm, apa kalian pikir hanya karena usianya yang sudah tua itu dia sama sekali tak lagi terpikat pada seorang wanita ? Seorang gadis muda ?

Hah, tentu saja, hei bahkan sampai saat ini dengan diam-diam si tua Hansberg itu masih sering mencari seseorang yang membutuhkan bantuannya dengan imbalan dirinya bisa bersama orang itu meski hanya dalam satu malam.

THE SERVANT Jaerose | Jaehyun - Rosèanne |Complete|Where stories live. Discover now