- Chapter 19 -

2.2K 383 209
                                    

Hai :)))

Huhuhu kangen banget sama kalian tolong, rada takut di banting jga sih ini gue sebenernya, kagak update berapa lama yak anjer ? Wk

Jangan banting² lah yakntar jaembul mini nya nanges para onti onlen✨❣️/kecuali banting hp klean💞👍

Mau update kek biasa pas malem minggu tp dipikir lg lama ah, gue kangen bacotan kalian di komen😌😌😌

Maap² nih ye klo semisal alur cerita ini syudah mulai membosyankan, di chap ini gue kasih masa damai lah minimal kagak ada bikin kalian mewek kejer, ya tp gk tau jga sih, aku mau run aja bestie🏃🏃🏃

Dahlah sana gih,

Selamat membaca ❣️

.
.
.

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-The Servant-

Udara sejuk menguar perlahan dan bersemilir memasuki satu kamar. Kamar kecil nan sederhana milik si cantik Roséanne Swan yang masih belum juga tersadar setelah dua hari berlalu.

Disana, di sisi tempat tidurnya terlihat sosok Jeffrey yang juga tengah tertidur pulas beralaskan lantai dengan separuh tubuhnya berada di sisi ranjang, dekat dengan tubuh Rosé. Jeffrey tertidur dengan sangat tenang di posisinya dimana dia dengan sengaja menyimpan tangan kiri Rosé tepat di atas pipinya. Hal itu sudah dia lakukan sejak dia kembali dari rumah Jefford, mengadukan segala perbuatan Sèan sang ayah pada pujaan hatinya.

Selama beberapa waktu, keduanya masih terlelap dalam mimpi mereka hingga satu hembusan nafas berat terdengar dari salah seorang diantara keduanya.

Kedua mata yang sejak beberapa hari belakang terus tertutup rapat itu perlahan mulai menunjukkan gerakan ringkas, kerutan halus yang konstan juga mulai terlihat dari kening indahnya yang sedikit terluka dan memar di beberapa bagian.

Bibirnya yang pucat ikut sedikit gemetar kala pemiliknya seperti tengah mencoba untuk bersua, untuk menyadarkan dirinya kembali.

Dan tanpa disadari siapapun, meski Jeffrey sendiri berada disana, kedua mata sayu itu mulai membuka kelopak matanya dengan sangat-sangat pelan. Menyesuaikan bias cahaya yang sudah cukup lama tidak di lihatnya yang tentu saja akan cukup membuatnya tak nyaman.

Kerutan semakin kentara kala kedua kelopak mata layaknya buliran bunga mawar itu kini telah sepenuhnya terbuka. Meski awalnya samar yang dia lihat saat ini, pemilik netra kecoklatan itu tetap mematri langit-langit kamarnya yang masih cukup temaram, lampu minyak yang berada di kamarnya pun masih menyala jika dia menyadari itu.

Manik mata indah itu masih terdiam seakan masih menyesuaikan diri dengan apa yang tengah di lihatnya saat ini. Mulai bergerak sedikit melihat situasi disekitarnya sebelum dia menyadari bahwa dirinya tak sendirian disana.

THE SERVANT Jaerose | Jaehyun - Rosèanne |Complete|Where stories live. Discover now