- Chapter 18 -

2.2K 380 118
                                    

Huhuhu... update nih kakak

Sekarang aja lah yah jan kemaleman biar waktu bagian overthinking nya kalian kagak keganggu awokwokwok

Yaudah sana baca, spam komen yah biar bumil ini makin semangat😌

Awas pegel, 6k word lebih nih, kiw~

Maap" buat typo yg mungkin bertebaran...

Enjoy💞

Selamat membaca ❣️

.
.
.

Satu malam telah berlalu setelah kejadian naas dan satu keajaiban besar dirumah keluarga Hansberg itu terjadi. Ini sudah hampir menjelang pagi, namun berbeda dari beberapa waktu lalu, keadaan di dalam kamar milik sang putri bungsu keluarga Hansberg tampak hening kali ini. Kedua gadis disana terlihat sangat terlelap dalam tidur mereka meski pada kenyataannya keduanya mengalami hal yang sangat berlainan.

Camilla yang masih pingsan sejak mendengar pernyataan dokter bahwa sahabat kecilnya itu telah tiada dan tentu saja Roséanne yang masih belum sadarkan diri sejak dirinya 'kembali' dari kematian singkatnya.

Disana, hanya ada Jeffrey yang masih terjaga duduk bersimpuh di lantai samping ranjang dimana Rosé berbaring. Matanya yang sedikit memerah juga rautnya dan dengan penampilannya yang masih kacau, Jeffrey hanya terus memegangi dengan sangat lembut tangan ringkih milik Roséanne nya.

Jeffrey hanya terus menatap sendu pada sosok gadisnya yang masih terlelap. Berpikir berulang kali tentang kejadian-kejadian yang mereka lalui beberapa waktu lalu.

Benar, Jeffrey tengah menyalahkan dirinya saat ini atas semua yang telah terjadi pada Rosé. Segalanya, Jeffrey menyalahkan segalanya pada dirinya.

Dia begitu terlalu percaya diri dan sangat termakan pada keyakinan dirinya sendiri bahwa dia akan mampu melindungi Rosé nya. Namun lihat yang terjadi sekarang, dia bahkan hampir saja kehilangan gadisnya hanya karena kebodohannya sendiri.

"Maafkan aku..." Gumam Jeffrey untuk kesekian kalinya.

Memperhatikan jemari Rosé yang memerah karena terdapat luka memar disana. Meringis sekali lagi mengakui kebodohannya karena tidak mampu melindungi seorang gadis saja dalam hidupnya.

Jeffrey lantas memperhatikan jemari Rosé dengan sangat lamat. Kuku-kukunya yang seputih susu, begitu rapi terlihat. Jemari yang selalu membalas tiap hal yang Jeffrey lakukan pada pemiliknya. Kini, Jeffrey bahkan tengah menutup matanya dengan membayangkan tiap sentuhan lembut yang jemari itu lakukan pada rambut, wajah dan lain pada dirinya. Jeffrey merindukan sikap malu-malu namun sarat akan cinta dan perhatian dari gadisnya itu.

"Maafkan aku," Ucap Jeffrey lagi yang kini diikuti matanya yang kembali basah. Menyesali lagi dan lagi keputusannya untuk membawa Roséanne pergi bersamanya hingga membuat gadisnya harus menderita.

Sangat menderita.

Hingga dimana saat Jeffrey masih larut dalam penyesalannya, suara pintu kamar itu terdengar di buka cukup kasar oleh seseorang. Jeffrey segera membalikkan dirinya dan menemukan sosok sang ibu yang tak kalah berantakan dari dirinya.

Raut cantik sang ibu begitu terlihat sangat sedih, terpuruk dan sepertinya sangat hancur kala melihat pada kedua perempuan yang terbaring di ranjang sana.

"Rosé-"

Irene terlihat berjalan pelan kearah dimana Roséanne terbaring. Tentu saja dia pun mengkhawatirkan Camilla putrinya namun melihat bagaimana keadaan Roséanne yang begitu habis akan luka membuatnya jauh lebih mengkhawatirkan putri dari mendiang sahabatnya.

THE SERVANT Jaerose | Jaehyun - Rosèanne |Complete|Donde viven las historias. Descúbrelo ahora