- Chapter 20 -

2.3K 361 137
                                    

Update malem yuhu~

Seneng gk ? Awokwokwok

Kkkk, udah chapter ke 20 aja, terlalu kepanjangan gk sih menurut kalian ?

Mau di persingkat lagi gk ? Tp pasti ada beberapa poin-poin atau bagian-bagian kayak scene hurt/sweet/pusing/overthinking/dll yang gk bakalan masuk klo di potong, gimana ???

Btw, kabar kalian gimana ? Oke kan ? Sekolah kalian udh mulai offline ? Semangat gk ? Harus yah, wajib itu mah kkkkkk~

Sekolah offline walau lebih kerasa capeknya, pusingnya tetap kudu mangat anjer pengalaman sekolah tuh kudu di jalani jangan cuma lewat via onlen doang /hiksrot

Bangga sama lo pada dah pokoknya🌹❣️✨

Yowes, gih baca itung" refresh otak mumet klean walo nih cerita jga kagak bakalan bawa tenang, emosi bund yang ada awokwokwok

Dahlah, monmap untuk typo yang mungkin masih betebaran~

Selamat membaca ❣️

.
.
.

•

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Jangan, sakit—"

Rosé yang kedua tangannya diikat oleh dasi milik pria yang masih saja melancarkan aksinya diatas tubuh ringkihnya itu, hanya terus menangis dengan berkali-kali mengatakan hal yang serupa.

Jangan dan sakit. Dua kata yang sama sekali tidak di gubris oleh si pria yang tengah mengecup lehernya berkali-kali, memenuhi rongga paru-parunya dengan wangi khas kesukaannya dengan cara memaksa. Wangi yang begitu sangat di rindukannya. Mengenyahkan perasaan nuraninya meski perempuan dalam rengkuhannya itu terus menolak. Jeffrey Jeferson Hansberg sang tersangka seakan sudah gelap mata. Rasa sedih mengetahui keadaan Roséanne yang melupakannya seperti telah memupuskan segala hal yang telah dia rencanakan, semua yang telah dia bayangkan.

"Akh! Sakit—" Rosé kembali berucap demikian saat pria di atasnya itu mencoba mendekap punggungnya erat agar semakin menyatukan diri perempuan itu padanya. Padahal jika pria itu tahu bahwa di bagian itulah dimana pusat rasa sakitnya berada. Bagian tubuhnya yang dia gunakan untuk melindungi dirinya sendiri dari pukulan sang Tuan besar.

Jeffrey benar-benar menulikan telinga dan membutakan mata hatinya, tak peduli pada rintihan kesakitan dan tangisan pilu yang perempuan dalam dekapannya itu lantunkan.

"Hhk, Camilla..." Rosé menyebut nama sahabatnya itu dengan lirih disela tangisannya, ingin sekali berteriak keras meminta pertolongan pada sahabatnya itu dari semua yang tengah di lakukan oleh pria asing yang terus menjamahnya tapi demi apapun, Roséanne tak mampu untuk melakukannya. Roséanne sangat ketakutan, sungguh.

Mendengar bagaimana Rosé memanggil nama sang adik malah membuat Jeffrey terkekeh pelan dengan masih menempelkan wajahnya dileher Roséanne yang tengah menjadi tempat favoritnya. Mendekati telinga Rosé dan berbisik kecil setelah sebelumnya Jeffrey menghembuskan nafas hangatnya disana. Berhasil membuat Rosé meremang tanpa dirinya sadari.

THE SERVANT Jaerose | Jaehyun - Rosèanne |Complete|Onde histórias criam vida. Descubra agora