59

11.4K 1.1K 40
                                    

Lampu merah ruang operasi menunjukkan warna hijau. Itu artinya pengangkatan peluru ditubuh Jungkook sepenuhnya telah selesai.

Seseorang yang berbalut dengan kain hijau adalah dokter yang menangani Jungkook. Taehyung berdiri dari tempatnya masih dengan genangan air mata yang membanjiri pipinya.

"Bagaimana keadaan bayi saya?"

"Semua berjalan lancar Tuan. Hanya saja..."

"Hanya apa?"

"Hanya saja Tuan Jungkook dinyatakan koma karena peluru itu hampir saja menembus jantungnya. Tuhan masih mempertahankan bayi anda untuk berjuang hidup tapi nyatanya semuanya harus butuh waktu."

"Berapa lama?"

"Saya tidak bisa memastikan Tuan. Hanya sang Kuasa yang bisa menentukan umur tuan Jungkook. Saya permisi."

Kaki Taehyung melemas hampir saja ia terjatuh jikalau Namjoon tidak menguatkan tubuhnya. Bangkar Jungkook keluar dari ruang operasi. Ada beberapa suster yang mendorongnya. Taehyung bisa melihat bagaimana tubuh itu terkulai lemas disana dengan hidung yang dibantu oksigen serta tangan yang tertancap infus. Lihatlah juga bagaimana dada bidang itu terbalut oleh perban setelah dibedah oleh sang dokter. Taehyung jelas sekali khawatir sekaligus tidak terima jika harus kehilangan Jungkook detik ini juga. Seokjin yang juga melihatnya menangis tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Jimin dan Yoongi juga baru saja datang setelah bertemu dengan ketua Yakuza. Beruntung nya ketua Yakuza mengerti dengan situasi yang telah terjadi.

Namjoon menggiring Taehyung untuk masuk ke kamar Jungkook. Ruang rawat Jungkook berbeda dari orang lain. Ruangan itu dibuat khusus dan dijaga beberapa anak buah Taehyung. Taehyung tentu saja memberikan keamanan ekstra untuk sang bayi. Digenggamnya tangan selembut kapas dan seputih susu. Taehyung memuja bagaimana wajah cantik itu damai dalam tidurnya. Tidur panjang yang entah sampai kapan akan terbuka dengan mata doe nya yang melebar. Dikecupnya tangan itu, sebulir air keluar dari pelupuk matanya. Menangis dalam diam hingga dadanya sakit. Taehyung begitu mencintainya. Bagaimana bisa semesta mempermainkan hidupnya. Apakah ini sebuah karma untuknya? Jikalau iya mengapa bayinya yang harus menjadi korban. Sungguh Taehyung tidak percaya akan hal ini.

 Sungguh Taehyung tidak percaya akan hal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baby, Daddy sudah disini sayang. Bangun yuk! Baby mau minum susu hm?"

Taehyung mengelus pipi yang terbalut dengan perban. Dikedua pipinya memang dijahit untuk menambal luka dalam yang didapatnya dari pisau yang tergores kulitnya. Taehyung sungguh kecewa dengan dirinya. Bagaimana bisa begitu ceroboh meninggalkan sang bayi. Tapi untuk saat ini bukan tentang siapa yang bersalah tetapi siapa yang menggila. Taehyung gila. Otaknya tidak berproses dengan baik. Dirinya selalu menganggap Jungkook masih tidur bukan koma.

Orang-orang disekitarnya begitu miris melihat keadaannya. Ketua mafia nya menjadi tak berdaya hanya karena satu orang yang ia cintai. Seokjin menenangkan Taehyung. Menyuruhnya untuk membersihkan terlebih dahulu. Namun Taehyung selalu saja menolaknya.

MAFIA  DAN BABY KOO THE SERIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang