Chapter 7

35.9K 3.8K 17
                                    

Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku sekarang hidup ditubuh Alleta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku sekarang hidup ditubuh Alleta. Mana bisa aku menerima hal yang tidak masuk akan seperti ini? Semuanya terasa aneh dan seperti mimpi, habis kecelakaan tiba-tiba aku terbangun diraga Alleta. Horor, kan?

Lamunanku buyar ketika Karin berdiri tepat di depan bangkuku. Aku merotasikan kedua bola mata malas. "Apa?" ketusku.

"Aku mau minta maaf tentang kejadiaan di kantin tadi."

"Em," balasku tanpa minta agar pembicaraan kami cepat selesai.

"Oh iya, aku—"

Kriiinggg

Aku berdiri sambil memakai tas punggungku kala bel pulang berbunyi. "Udah kan ngomongnya? Gue mau pulang." Aku melewati tubuh Karin.

"Tunggu, Leta." Karin menahan tangan kananku, membuatku berhenti melangkah, menoleh ke arahnya.

"Apa lagi?"

"Ka-kamu nggak marah kan karena Kak Sagaras belain aku?"

"Marah? Buat apa gue marah."

"Karena kamu suka sama Kak Gara, kamu juga pernah nembak Kak Gara tapi ditolak."

"Serius? Yang bener lo?" tanyaku tak percaya dengan perkataan Karin.

"I-iya, aku serius. Kamu ditolak karena kata Kak Gara kamu harus sadar diri dan Kak Gara nggak suka cewek tukang bully kayak kamu." Karin menunduk usai menyelesaikan ucapannya.

Aku menilik wajah Karin, masih bisa ditangkap oleh mataku bahwa Karin tengah tersenyum. "Idih, sok ganteng banget si Gara itu, dia pikir kalau dia itu dewa yunani apa? Wajah kayak pantat panci gosong aja belagu amat, tolong deh lo bilangin sama Kak Gara lo itu, gue nggak suka sama dia."

"Iya nanti aku bilangin."

"Okay, thanks. Kalo gitu gue cabut dulu."

Aku bersenandung kecil menuju parkiran sambil memainkan kunci motor Sean dijari telunjukku, aku memelankan langkah saat melewati Sagaras serta kedua temannya, selain itu juga ada Sean dan Liam di sana.

Setelah melirik mereka sinis, aku bergegas menuju ke arah motor Sean. Sebelum naik, aku melihat ban dibagian depan motor Sean kempes.

"Siapa sih yang ngelakuin ini." Aku bergumam seraya menendang ban motor Sean.

Menghela napas sejenak, aku berjalan menuju pos satpam di dekat gerbang. "Pak!" panggilku kepada Pak Satpam.

A or A [New Version]Where stories live. Discover now