Chapter 8

35.2K 3.9K 23
                                    

+62 812389925**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

+62 812389925**

Jl. Ponorogo jam 8
Gue Dion

Aku menyugingkan senyum mendapatkan pesan dari Dion. Aku Melempar ponsel ke atas kasur dan masuk ke dalam walk in closet, meraih jaket leather yang ada di dalam lemari kaca milik Leta lalu memasangnya ke tubuhku.

"Baby girl!"

Langkahku tercekat mendengar suara baritone tersebut, perlahan tapi pasti kepalaku menoleh kepada pemilik suara. "Daddy." Aku membawa tungkaiku mendekat ke arah sofa di mana pria berbalut setelan formal itu tengah duduk di sana. "Kapan Daddy pulang?"

"Baru aja." Daddy menjawab seraya melirikku sekilas lalu kembali fokus pada layar ipadnya.

"Daddy lagi apa? Kenapa nggak istirahat."

"Daddy lagi ngecek beberapa data dan laporan keuangan perusahaan yang keluar di bulan lalu." Daddy menjawab sembari mengalihkan seluruh atensinya padaku disertai senyum yang merekah.

"Kan bisa dilanjut besok, Dad. Aku nggak mau nanti Daddy sakit karena kurang istirahat."

"Apa putri Daddy ini menginginkan sesuatu?" tanya Daddy seraya menyelipkan anak rambut ke belakang telingaku.

"Nggak, Dad. Aku nggak mau apa-apa. Aku cuma mau Daddy selalu sehat dan sayang sama aku. Pokoknya aku sayang Daddy banyak-banyak." Aku memeluk lengan kekar Daddy, bersandar di sana.

"Daddy sayang kamu banyak-banyak juga." Daddy membalas perkataanku, tangannya mengelus rambutku lembut.

"Daddy," panggilku masih setia bersandar pada bahunya yang kokoh.

"Em, kenapa sayang?"

Aku mengurai pelukan dilengan Daddy lalu menatap wajah Daddy. "Aku mau izin keluar boleh?"

"Memangnya putri Daddy mau kemana? Biar Daddy suruh Pak Willy yang nganter."

Aku menggeleng pelan. "Nggak mau dianterin sama Pak Willy, aku mau pergi sendiri."

"No! Kamu nggak boleh pergi sendiri-"

"Janji satu jam aja, habis itu aku langsung pulang ke rumah," ujarku membunjuk Daddy seraya mengacungkan jari kelingking.

Melihat mata tajam Daddy memincing sejenak, aku memasang puppy eyes agar Daddy luluh dan mengizinkan aku pergi. Setelah lima detik terdengar helaan napas pelan dari hidung mancung Daddy.

A or A [New Version]Where stories live. Discover now