Chapter 12

33.4K 4.6K 29
                                    

Di sebuah ruang keluarga yang luas, aku duduk di atas sofa, memangku satu toples popcorn asin sambil menonton tayangan televisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sebuah ruang keluarga yang luas, aku duduk di atas sofa, memangku satu toples popcorn asin sambil menonton tayangan televisi.

Sejujurnya aku sedikit tidak fokus melihat film horor pada televisi. Bagaimana tidak? Sepasang mata yang tengah duduk di sampingku menatap ke arahku sedari tadi, tatapannya terlihat dalam, aku tidak mengerti arti dari tatapan tersebut.

"Ngapain sih ngeliatin gue dari tadi, mau gue colok mata lo!" Aku mendelik sinin pada Sean.

"Mau minta ganti uang bakso di sekolah tadi?" lanjutku.

Sean menggeleng, tatapanya tak lepas dariku. "Semakin hari sikap lo semakin berubah, nggak kayak biasanya."

Suara Sean menyapa indra pendengaranku, membuatku berdecak kesal. "Ya beda lah, orang gue bukan Adek lo." Aku berharap Sean cepat pergi dari ruang keluarga. Apa dia tidak sadar jika aku tidak menginginkan kehadirannya di sini? Mengganggu waktu menontonku saja.

"Maksud lo?"

"Lupain." Aku berucap malas sambil memasukkan dua popcorn ke dalam mulut. "Ngapain masih di sini? Ganti baju sana."

"Lo sadar nggak? Lo juga masih pake seragam. Ayo ganti baju, gue anter," ucapnya.

Lihatlah, Sean tidak kehabisan ide untuk menggangguku! Ini melelahkan.

Aku meliriknya sekilas, kemudian kembali menatap ke arah televisi berukuran 60 inch. "Nganter gue ke mana?" tanyaku.

"Kamar gue."

"Ngapain ke kamar lo."

"Nemenin gue ganti baju."

Aku menaruh toples popcorn ke atas meja, lalu mengulum bibirku sejemang sebelum berkata dengan gamblang. "Nggak mau."

"Harus mau!" Sean membawa tubuhku masuk ke dalam gendongannya, sontak aku melingkarkan kedua kaki ke pinggang Sean serta memeluk erat leher Sean.

"Turunin gue!" Aku menepuk kuat bahu kokoh Sean.

"Diam. Nanti diturunin kalau udah sampai kamar." Sean mulai melangkah, naik ke atas anak tangga satu persatu.

Pintu kamar Sean telah terbuka. Ia menurunkanku dari gendongnya. "Duduk di sana, gue mau ganti baju," katanya sambil menunjuk ke arah kursi.

Aku mengangguk dan berjalan ke arah kursi yang ditunjuk oleh Sean, lalu duduk di kursinya. Aku melihat Sean yang tengah memunggungiku, tak lama ia melepas seragam sekolah dari tubuhnya. Tatapanku tepatri pada tubuhnya, Sean terlihat seksi dan menggoda.

A or A [New Version]Where stories live. Discover now