Chapter 34

21K 2K 39
                                    

"Ada apaan tuh pada rame-rame?" ujar Auri penasaran ketika melihat gerombolan murid berlari kecil di koridor melalui jendela kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ada apaan tuh pada rame-rame?" ujar Auri penasaran ketika melihat gerombolan murid berlari kecil di koridor melalui jendela kelas.

"Ikutan yok, jangan-jangan sekolah kita kedatangan Oppa Taehyung," pekik Auri.

Aku jadi ikut penasaran, ada apa gerangan sampai mereka berlari di lorong seperti itu? Aku beranjak dari bangku, demi jiwa ingin tahu ini aku memutuskan mengikuti mereka.

Auri menerobos kerumunan sedangkan aku, Kaila, April mengikuti dari belakang sampai posisi kami berada paling depan dari kerumunan. Semua orang berpijak mengelilingi lapangan dan di tengah lapangan berdiri laki-laki serta perempuan saling berhadapan. Di mana si perempuan memegang kue pada tangannya.

"Kenapa Karin bawa kue buat Kak Sean?" lontar Kaila.

"Mana gue tau, mungkin Kak Sean ulang tahun," sahut Kaila.

"Hari ini ulang tahun Kak Sean ya?" Auri menoleh padaku.

Tubuhku menegang kaku, aku harus jawab apa? Bodohnya aku yang tidak mengetahui kapan ulang tahun Sean.

"Iya," sahutku usai terdiam sesaat. Menyimpulkan dari situasi, barangkali hari ini memang ulang tahun Sean.

"Lo lupa lagi ngasih tau gue informasi penting tentang Kak Sean!" geram Auri.

"Sorry, Au. Gue manusia biasa, wajar kan kalau lupa," elakku.

Auri menghela napas ringan, ia kembali menghadap lurus ke depan tanpa membalas perkataanku barusan.

Karin mendongak sambil tersenyum teduh. "Happy Birthday, Kak." Dari mimik wajah serta intonasi suara, jelas Karin bahagia kala mengucapkannya.

Berbeda dengan Karin. Air muka Sean justru sebaliknya. Obsidiannya menyorot tajam, bibir tanpa kurva senyuman, tak ada ekspresi bahagia yang tampak diwajah lelaki itu.

Karin mengambil tangan Kanan Sean. Kue yang semula berada ditangannya, ia pindahkan ke tangan Sean.

"Aku tau Kakak nggak suka kue yang terlalu manis. Aku buat kue ini gulanya sedikit, pasti Kakak suka," tukas Karin. Jangan lupa sedari tadi gadis itu masih tersenyum. "Oh iya Kak, kuenya aku buat sendiri lho. Itu juga kue kesu—"

Napasku tercekat selama dua detik disertai manikku terbelalak lebar. Tanpa terduga Sean melempar kue bundar itu ke wajah Karin sampai kepala gadis itu otomatis mundur ke belakang beberapa inchi. Aku tebak semua orang sama shock-nya denganku, bahkan ada yang mulutnya menganga kecil sambil mem-video Karin dan Sean.

A or A [New Version]Where stories live. Discover now