Chapter 13

32.5K 3.6K 15
                                    

Aku memeluk erat perut Sean, motornya melaju kencang membelah jalanan kota

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memeluk erat perut Sean, motornya melaju kencang membelah jalanan kota. "Bang, laper. Di depan ada penjual bakso, berhenti dulu."

Tanpa membalas perkataanku, Sean menghentikan motornya di dekat penjual bakso angkringan di pinggir jalan. Aku memberikan helm serta tas belanjaan kepada Sean lalu menghampiri tukang bakso, meninggalkan Sean yang sedang melepas helmnya.

"Pak, baksonya dua. Kasih sambel yang banyak." Aku langsung memesan lalu berbalik melihat Sean yang telah berdiri di belakangku.

"Gue udah pesen, mau duduk di mana?"

"Di sini aja." Sean menunjuk meja yang tak jauh dari tempat kami berpijak.

"Nggak mau ah, enak duduk di pojok sana aja."

"Tadi nanya mau duduk di mana!" dengus Sean.

Aku terkekeh lalu mengajak Sean duduk di meja belakang. Sambil menunggu bakso datang hanya keheningan yang melanda kami, sehingga aku berinisiatif untuk mengajak Sean mengobrol.

"Lagi liatin apa sih?" tanyaku penasaraan memperhatikan Sean, ia tengah asyik menatap layar ponselnya.

"Instagram," balas Sean sambil melirik ke arahku.

Aku melihat ke arah tukang bakso yang sedang menuangkan kuah kaldu ke dalam mangkuk. Atensi ku teralihkan saat mendengar notifikasi handphone dari dalam saku. Aku merogoh saku, mengeluarkan sebuah benda pipih dan membaca pemberitahuan dilayar ponselku.

Mataku melebar melihat notifikasi bahwa Sean baru saja mengikuti instagram Leta, aku tidak perlu mengikuti Sean balik karena Leta sudah mengikuti instagram Sean.

Kedatangan tukang bakso merebut fokus kami. Pria itu meletakkan bakso ke atas meja.

"Makasih, Pak," ucapku.

Aku menatap bakso di depanku penuh minat, sambal berwarna hijau di atasnya terlihat mengiurkan. Segera aku tambahkan kecap serta perasan jeruk untuk menambah cita rasa.

Aku melirik Sean yang sedang mengaduk baksonya. "Nggak mau pake kecap?" tawarku seraya mendorong botol kecap ke arah Sean.

"Nggak."

Mulai memakan bakso milikku. Satu pentol, dua pentol, tiga pentol. Begitu masuk ke dalam mulut rasa kaldu yang gurih dan tekstur dari bakso uratnya begitu memanjakan lidah. Enak banget.

Sedang asyik menikmati bakso, aku mendengar Sean cegukan. Terlihat keringat bercucuran dikening Sean, ia sedang kepedasan. Anehnya, meski Sean berkeringat banyak ia justru terlihat seksi.

A or A [New Version]Where stories live. Discover now