Chapter 35

19.3K 2.1K 91
                                    

Keningku mengernyit bingung, rasa penasaranku semakin menggebu manakala berusaha menyusun kepingan teka-teki dalam memori agar menjadi utuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keningku mengernyit bingung, rasa penasaranku semakin menggebu manakala berusaha menyusun kepingan teka-teki dalam memori agar menjadi utuh.

Kesimpulannya apa? Jika Karin menjalin hubungan dengan Sean untuk mendekati Gara maka Alleta membully Karin karena gadis itu berusaha mendekati Gara padahal sudah memiliki Sean.

Asumsiku menyatakan Alleta dan Karin berteman baik sebelum semuanya menjadi rumit. Alasannya cukup jelas, sedari awal Alleta lah yang mengejar Gara. Mengetahui Karin juga mengincar Gara, sengaja ataupun tidak gadis itu telah memancing amarah dari dalam diri Alleta.

"Alleta, Let. Lo dengar suara gue nggak sih?"

Sayup-sayup suara seseorang menyapa runguku, membuatku tersentak kaget. Detik itu juga aku langsung menoleh padanya.

"Kenapa?" tanyaku menatapi ia yang tak kukenali.

"Kak Sean berantem sama Kak Gara di belakang sekolah," ungkapnya terdengar agak cemas.

Seketika tubuhku dibuat menegang, otakku sontak membuat bayangan terburuk akan Sean yang dipukul oleh Gara.

Fuck you, Gara! Kalau sampai lo buat Sean terluka parah, gue nggak akan biarin lo lolos dari jeratan hukum!

"Mending kita ke sana sekarang."

Untuk pertama kalinya seumur hidupku, aku merasa jantungku seakan tengah menaiki rollercoastes yang kecepatannya setara dengan kilatan cahaya petir. Khawatir dan panik yang bercampur menjadi satu, membuat laju lariku semakin cepat menuju belakang sekolah. Otak serta seluruh bagian tubuhku hanya berfokus pada keadaan laki-laki itu-Sean.

Persetan dengan bahu orang yang tak sengaja ku tabrak. Sungguh keadaan Sean Megantara lebih penting bagiku daripada apa pun.

"Sialan! Lo udah permaluin Karin!"

Langkahku sukses terpecat, tubuhku menegang kaku di tempat. Sejauh tiga meter di hadapanku eksistensi Gara dan Sean terlihat jelas tatkala Gara mencengkeram kerah seragam Sean. Wajah Sean yang biasa tanpa noda kini dihiasi lebam ditambah bercak darah, Gara pun sama akan tetapi lebam dimukanya tak separah Sean.

"Kenapa? Lo nggak senang?" balas Sean terkesan santai. "Segitunya lo belain cewek kayak dia. Suka lo sama dia? Ambil, bekas gue tuh," sambung Sean.

"Anjing, banyak bacot lo setan!" seru Gara membentak. Sejurus kemudian ia meninju rahang Sean sampai Sean oleng hampir tersungkur ke tanah.

Hatiku tergerak untuk segera menolong Sean lantas kudekati Sean dan meraih lengannya. "Sean, udah! Ayo ke uks. Nggak usah ladenin dia."

A or A [New Version]Where stories live. Discover now