Chapter 32

21.5K 2.3K 51
                                    

"Panggilan Kepada Alleta Gishya Megantara untuk segera ke ruang BK sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Panggilan Kepada Alleta Gishya Megantara untuk segera ke ruang BK sekarang. Sekali lagi panggilan kepada Alleta Gishya Megantara untuk segera ke ruang BK sekarang."

Dari pengeras suara terdengar sopran seorang pria ke seluruh penjuru sekolah, kemungkinan besar itu Pak guru.

"Itu lo kan yang dipanggil? Kok bisa?" tanya April heran seraya menatapku.

"Lo buat masalah apa, Let?" tanya Kaila.

"Jangan bilang lo buat masalah waktu ninggalin kita di tribun tadi?" tuding Auri menelisikku.

"Sembarangan nuduh lo! Gue nggak buat masalah apa-apa. Ya udah lah gue mau ke BK dulu, mau liat siapa yang fitnah gue."

Aku mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum melangkah masuk. Di dalam ruangan bimbingan konseling aku menemukan presensi Pak Jaya dan Gara yang sedang duduk disofa depan guru tersebut.

"Duduk Leta," perintah Pak Jaya.

Aku lantas duduk di sebelah Gara, kendati demikian ada jarak dua jengkal yang memisahkan kami. "Kenapa saya dipanggil, Pak?"

"Apa benar kamu yang ngunci Karin di lab kimia?"

"Nggak Pak, siapa yang bilang kalau saya yang ngunci Karin?"

"Gue yang bilang," sahut Gara.

Kutolehkan kepala ke samping. "Kok lo nuduh gue sih?"

"Gue nggak nuduh, Karin sendiri yang bilang sebelum dia pingsan."

"Asal lo tau ya gue tadi niatnya mau nolong Karin, tapi udah keduluan sama lo. Lagian mana buktinya kalau gue yang ngunci Karin? Lo liat pake mata kepala lo sendiri, nggak kan? Jadi jangan asal nuduh jatuhnya fitnah."

"Gue emang nggak liat, tapi Karin sendiri yang bilang, gimana tuh?"

"Omongan doang nggak valid kalau tanpa bukti. Lagian mungkin aja lo salah memahami maksud Karin yang manggil nama gue sebelum dia pingsan."

"Oh ya? Kalau gitu apa buktinya bahwa lo nggak ngunci Karin?" tanya Gara memojokkanku.

Aku bungkam sejemang, sepertinya guru kimia bisa memberikan keterangan dan meluruskan salah paham ini.

"Tuh kan lo diam, kayaknya emang lo pelakunya," sindir Gara.

"Apa sih! Gue diam karena gue lagi mikir," desisku kesal. "Gini aja Pak Jaya, panggil guru kimia ke sini soalnya tadi saya minta kunci lab sama dia."

A or A [New Version]Where stories live. Discover now