Chapter 37

18.7K 2.1K 58
                                    

Manikku mengerjap beberapa saat, mengumpulkan kesadaran penuh kala menangkap cahaya terang dari arah jendela

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manikku mengerjap beberapa saat, mengumpulkan kesadaran penuh kala menangkap cahaya terang dari arah jendela. Rupanya hari sudah pagi, semalam aku tak dapat menahan kantuk lebih lama setelah Sean dipindahkan ke kamar inap. Aku tertidur di atas sofa.

Sean di atas kasurnya masih terlelap, seragam sekolah yang sebelumnya melekat ditubuhnya telah diganti dengan setelan baju pasien berwarna biru muda.

Bangkit dari sofa, jemariku meraih ponsel di atas meja lalu menekan tombol home di tengah
handphone untuk melihat saat ini jam berapa. Ternyata baru pukul tujuh lebih lima menit.

"Lo udah bangun?" Bariton Sean menarik rasa kuriositasku. Maniknya menilik ke arahku yang berada tak jauh darinya, "Pulang, lo harus sekolah," sambungnya.

"Lo gima—"

"Ada suster yang jaga, nggak usah khawatir," sela Sean.

Menuruti ucapan Sean, aku keluar dari kamarnya lantas berjalan menuju lift yang jaraknya dekat. Aku berhenti sejenak menunggu pintu lift terbuka, ketika terbuka aku segera masuk. Di dalam lift ponselku bergetar tanda ada pesan masuk.

Big Boss💸😎

Kamu di mana? Daddy di kamar abang tapi kamu nggak ada?

Aku udah di lift Dad
Mau pulang

Tunggu Daddy di parkiran

Okay Dad

Ting! Pintu lift terbuka begitu sampai di lantai dasar, aku mulai melangkah keluar, melenggang gontai sampai ke parkiran.

Diriku dibuat terkesiap manakala menangkap presensi Daddy yang kian mendekat.

"Ayo, Daddy antar pulang," ucap Daddy berdiri di depanku sejenak kemudian mulai berjalan melewatiku.

Segera aku menyusul Daddy. "Daddy nggak jagain abang?"

"Abang kamu itu keras kepala, nyuruh Daddy tetap pergi kerja. Dia dijagain suster aja katanya," jelas Daddy.

Sinar sang surya mulai tampak, menerangi diantara ramainya kendaraan yang memenuhi jalan. Di sampingku Daddy mengemudi dengan santai hingga kami sampai pada pelataran mansion. Ketika aku keluar dari kendaraan roda empat milik Daddy, Daddy langsung melesat lagi meninggalkan mansion untuk pergi ke perusahaan.

***

Memeriksa penampilanku pada cermin full body, lalu mengambil benda pipi dari dalam saku. Aku menekan tombol di layar sentuh iPhone-ku, kemudian meletakkannya ke telinga.

A or A [New Version]Where stories live. Discover now