Itsnaani

10.3K 563 4
                                    

Hari demi hari berlalu, sampai akhirnya hari untuk UN pun tiba.

Di meja makan

"Mah pah kak , doain aku ya biar UN nya lancar". Kataku.

"Iyaa..." Jawab kak Haidar sambil mengunyah roti yang ada di mulutnya.

"Semoga lu gak lulus ya dek..." Ledek Kak Daisam yang membuatku sedikit bete.

"Diem lu kak" Jawabku kesal.

"Ssst... Udah cepat dihabiskan nanti kalian telat" Ucap papa yang melerai pertengkaran kecil kami.

Kami akhirnya selesai menyantap sarapan dan papa mengantar kami, kak Daisam diantar ke kampusnya dan aku bersama kak Haidar ke SMA yang sama, yaa kita seangkatan, aku lah yang menyamakan kelas dengan kakakku. Aku lebih cepat setahun.

Kak Haidar orang yang sangat digemari cewek cewek di sekolah, kata nya sih... Dia ganteng (muntah darah gue). Dia ekskul basket sama yaaa anak band gitu lah. Cewek sih banyak yang suka tapi gatau tuh kenapa gaada yang nyantol satu pun.

Sesampainya disekolah aku tidak lupa salim kepada papa dan mengucapkan hati - hati kepadanya.

Menuju perjalanan ke kelas yang berbeda arah dengan kak Haidar aku sempat bertanya suatu hal kepadanya.

"Kak, kok kakak gapernah nanggepin cewek cewek yang nyoba deketin kakak sih?". Pertanyaan itu terlintas saja dipikiranku terdengar ganjil rasanya.

"Kakak lagi mencoba beristiqomah dek" Jawab suaranya yang lembut.

"Subhanallah... Sok alim ah lo kak" Aku mendorongnya pelan pada bagian lengan.

"Dih serius, lagian belom saatnya juga kan. Pernah ada cewek nembak kakak yaaa kakak kacangin aja lagian malah bikin illfeel tau. Intinya sih kakak lagi beristiqomah" Jelas kak Haidar yang sempat menyentuh perasaanku. Karena awalnya aku ada rencana pengen pacaran, tapi sekarang rencana itu hilang deh. Pengen istiqomah dan jadi orang baik kayak kakak hehe.

"Woi! Ruangan lu disana kan dek! Ngapain ngikutin kakak?" Kak Haidar mengusap usapkan tangannya pada wajahku. Aku pun terbangun dari lamunanku.

"Nyelo kalee bang. Setdeh" Ucapku sambil menurunkan alis.

Aku pun langsung menuju ruanganku mengingat sebentar lagi akan bel masuk.

"Bismillah..." Aku pun mulai melingkari satu persatu jawaban yang kuanggap benar. Sampai akhirnya aku selesai mengerjakan soal soal maut tadi. Hufft...

Hari ini aku ingin cepat cepat pulang terus belajar dan ga kepengen ngobrol ngobrol dulu.

Namun waktu ingin pulang aku sempat melewati masjid yang ada di dalam sekolahku. Aku melihat beberapa anak Rohis (Rohani Islam) SMA-ku sedang ngumpul bareng. JBJB gapapa kali ya. Aduhh gue rusuh banget yeee

"Assalamualaikum... Boleh join?"

Aku merasa seperti orang yang palin SKSD sedunia. Tapi aku emang sebenernya suka sama kegiatan ngumpul ngumpul Islam gini.

"Waalaikumsalam, iya boleh kok" Jawab mereka. Ada perempuan dan sebagian laki laki. Mereka duduk bagaikan 2 kubu yang terpisahkan. Kayak pengen debat pikirku.

Mereka memandangiku penuh keherananan. Ya wajar saja, perempuan disana nemakai hijab yang menutupi dada semua, sedangkan aku menggerai rambutku begitu saja.

"Kita lagi ngomongin proker Rohis buat kedepannya sama mau ta'lim-an supaya dimudahin UN-nya. Kamuu... Mau masuk Rohis?". Tanya salah satu anggota.

"Emm... Aku kan gapake hijab, gimana?". Wajahku menegang ketika aku ditawari masuk Rohis. Belum siap :(.

"Ya pakelah, Ars! Susah amat." Sahutan dari seorang lelaki dari depan. Ya, itu Hendry. Ternyata dia anak Rohis. Ckck, ga nyangka.

"Agak susah sebenernya ndry, tapi ntar gue coba. Sleww".

Jawabku menyepelekannya. Tapi sebenarnya masih ada keraguan.

Saat aku mengalihkan pandanganku dari Hendry, aku melihat sesosok lelaki disebelahnya yang sangat kalem, berparas tampan dan berkulit putih ga kayak aku yang sedikit hitam, dia mencoba memandangku namun akhirnya ia menunduk ketika aku ingin mencoba menatapnya pula. Mungkin dia mencoba menjaga pandangannya dan beristiqomah seperti yang dilakukan kak Haidar.

"Kamu Arshiya kan?" Tanya seorang perempuan (akhwat) yang menyentuh bahuku.

"Hmm.... Iya, aku tauu kamu itu Syarafana kan? Ada apa?". Ucapku dengan semangat yang menggebu. Yeay aku tau beberapa nama anak angkatanku.

"Bukan, namaku Izz." Ia tersenyum "Aku mau meminjamkan buku ini buat kamu, pasti kamu tertarik". Jawabnya dengan nada lembut. Sambil menyodorkan buku berjudul "Yuk Berhijab!" Karya Felix Siauw. Wii warnanya pinky pinky gitu, lucu deh.

Sumpah malu bukan main aku udah ke-PD-an kalo nama dia Syarafana. Orang orang disana jadi pada ketawa kan karena kedunguanku.

Hi! Oiya dicerita ini emang sengaja ada yang pake "aku kamu" dan "gue lo" soalnya sebagian dialog ada yg enakkan pake "gue lo" dan "aku kamu" gitu hehe.

Hope you'll enjoy this freaking story C:

Because AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang