'Asyaratun ١٠

6.5K 325 5
                                    

[A.N]

Oiya kan ceritanya ini di Turki, berhubung author gatau dan males searching nama nama univ ataupun tempat di Turki, jadi ntar author bikin nama namanya boongan yaa (fiksi) terus ntar dialognya juga bahasa Indonesia berhubung authornya bolot dan gabisa bahasa lain lain. Jadi, yaa begitu deh. :=0

Pagi ini aku berangkat menggunakan mobil sedan bersama Yumna, tepatnya aku 'menumpang' pada dia. Jarak kampus dengan rumah tidak begitu jauh paling tidak hanya berkisar 17 km.

Hari pertama yang menegangkan, aku tidak dapat membayangkan bagaimana lingkunganku nanti.

"Santai aja, orang Turki baik-baik kok tenang!" Ucap Yumna dengan tatapan fokus kedepan karena menyetir. Seharusnya aku memanggilnya dengan sebutan 'kakak' karena dia lebih tua 2 tahun dariku, namun dia tidak mau dianggap lebih tua. Keluarga Yumna hampir sama sepertiku, papanya keturunan Turki dan menikah dengan orang Indonesia, mereka sempat tinggal di Indonesia selama beberapa tahun dan pindah ke Turki saat Yumna akan beranjak SMA karena suatu alasan. Papaku adalah adik papanya Yumna, jadi papaku juga keturunan Turki dan menikah dengan mamaku lalu tinggal dan menetap sebagai WNI di Indonesia.

Akhirnya, kamipun sampai di kampus.

Banerall University.

Wow besar sekali kampus ini, it must be so great.

"Kamu kesana ya Ars, lihat tuh banyak anak baru disana, mungkin kamu bisa berbaur dengan mereka" Yumna, perempuan tak berhijab berambut panjang itu segera meninggalkanku, aku pun menghampiri mereka anak baru.

"Hi! Kenalkan, aku Arshiya" Aku memperkenalkan ku pada segerombol perempuan yang berhijab dan tidak yang tengah bercengkrama satu sama lain.

Agha

Hari pertama, bismillah.

Semoga gue gasalah milih Akmil (Akademi Militer).

Pelatihan demi pelatihan fisik gue jalani, gue harap gue bakal tahan dan betah. Belom apa-apa udah disuruh keliling lapangan, push up, sit up, shuttlerun, nyemplung ke kolam dan gelantungan sana sini.

Yaampun makan aja dikasih batasan waktu, udah kayak LDKS OSIS aja.

Kami melanjutkan latihan fisik kami, yaitu berlari lagi keliling lapangan.

Bruk...

Orang di belakangku jatuh, dia pasti sudah tidak kuat. Tentu, ternyata dia perempuan, apa dia tidak terlalu memaksakan.
Aku pun menghampirinya dan bersama temanku, Gnapti.Kami menggotong perempuan itu bersama agar ia segera mendapat pertolongan.

Aku baru tau kalau ada AKABRI perempuan, lagipula dia gabakal berkecimpung di perang atau pertahanan negara kan? Buat apa coba?.

Perempuan yang sebaya denganku itu mulai mengerjapkan matanya, sepertinya dia akan sadar.

"Terimakasih ya" Ucapnya lirih,ia berbaring lemas di ruang perawatan, rasanya dia sangat sakit.

"Iya, bukan masalah" Jawabku yang tengah duduk disamping Gnapti.

"Aku Ashira, kamu?" Tanyanya yang sudah memperkenalkan dirinya lebih dahulu.

Nama itu... Sedikit mirip Arshiya, aku jadi bakal terngiang ngiang nama Arshiya terus pasti jika dekat Ashira.

"Gue Agha" "Dan temen gue ini, Gnapti"

Perbincangan ini harus diselesaikan karena kami akan harus melanjutkan tahap pelatihan berikutnya. Mungkin pelatihan otak, seperti pelajaran dan serupanya.

Because AllahWhere stories live. Discover now