Sittatun ٦

7.9K 416 4
                                    

Agha

Mobil itu pun menginjakkan gasnya dan pergi dengan cepat dari penglihatanku.

"Lo itu beda dan spesial buat gue, Ars. Lo itu lucu dan kikuk. Lo berhasil bikin gua nyaman ngobrol sama cewe. Bahkan lo satu satunya cewe yang bisa bikin gua mikirin cewe di saat kayak gini".

"Gua bakal menyisakan ruang dihati gua, mungkin buat lo suatu saat nanti." Gue nyengir nyengir gak jelas di parkiran sendirian. Gua ngerasa ada yang aneh di diri gua.

"Meskipun kedengarannya gak mungkin, Yaa karena gue berniat ngelanjutin kuliah gua di akademi kepolisian atau TNI kalau gua mampu".

"Maaf YaAllah atas perasaan hamba ini"

"Aduhh mikirin apaansih gue!"

"WOI!" . Seseorang menepuk bahuku cukup keras yang membuatku sangat terkejut, akupun menolehkan pandanganku ke belakang dan ternyata itu Ghozy.

"Eh gue pulang bareng lu ya!" Dia meminta begitu saja tanpa ada sopan sopannya. "Biasa, bo-nyok gue ke luar kota, jadi gue numpang ya dirumah lu seminggu".

"Iyaa ... Ape kate lu dah"

Lumayan lah ada temen ngobrol di rumah.

Kami pun menuju mobil orangtuaku dan masuk kedalam lalu segera menuju ke rumah.

"Lo suka sama Arshiya ya?!" Tanyanya spontan yang membuatku terpelongo menatapnya.
"Biasa kali bos!" Dia menabok wajahku hingga aku terpentok pintu mobil.

"Apaansih.. Enggaklah" Aku mengelak dan sok malu malu anjing.

"Boong lo! Gue kan cenayang, gue ngerti dan bisa baca muka lo". Ghozy terus ngotot kalo dia yang paling bener. Mungkin gue rasa gur harus ngalah.

"Jadi... Gue tuh sebenernya cuma ngerasa nyaman aja sama dia, gimana yaa di tuh supel gitu. Lagian, hmm sebenernya ada sihh rasa suka 'sedikit' sama dia, tapi--" Ghozy memotong pembicaraanku.

"Tapi.. Cinta lo bertepuk sebelah tangan?! Haha sukurin!!" Tuh kan Ghozy malah ngehujat gitu, kan ngeselin.

"Yaa kurang lebih. Lagian dia orangnya ga peka juga dan kayaknya dia gapernah suka sama cowok deh" Aku mendorongnya balik sebagai pembalasan yang tadi.

"Ehh jangan negative thinking lah!! Bisa aja dia cuma jaga jarak atau bisa aja ternyata dia suka sama lo!"

"Ahh apaansi! Yakalii dah dia suka sama gue. Gue tebak dia gasuka gue deh, ketauan lagi dari perlakuannya gitu ke gue." Aku menautkan alisku dan menatap ke langit langit mobil.

"Yaa lo pikir aja kali , masa cewe nembak duluan. Nih yaa, perasaan cewek tuh susah ditebak, lo bahkan gabakal bisa nebak! Yang ada, lo harus ngertiin perasaan dia, dan pahamin dia, bukan nebak nebak doang! Ahh kaco lo! Lo kira perasaan cewek itu Riddle yang kadang lo asal tebak?! Hah?! Bahkan Riddle aja perlu mikir loh!" Ghozy menempeleng kepalaku sangat kencang yang membuat aku geram. Dia kadang suka memperuyam masalah sepele meskipun sebenarnya terkadang perkataan dia berbobot dan bermakna dalam juga sih.

"Iya iya... Makasih saran lo! Yaudah mending sekarang diem. Saran lo kadang suka nusuk tau!" Aku ngomong dengan judes dan penuh penekanan dalam pelafalannya.

Ughh my heart full of scars just because what he told about.

Setelah melakukan perjalanan cukup lama, kami pun sampai dirumahku.. Maksudnya rumah ortuku.

03.02

Saat kami semua melangkah kedalam rumah, keadaan rumah sudah sangat berantakan dan kacau balau. Seperti habis ada perampokan.

"Astaghfirullahaladzim! Ada apa ini?!" Mama berteriak panik ketika melihat keadaan rumah.

Kok aneh, bisa bisanya ada yang habis mengobrak-abrik rumah.

Papa pun segera mengecek keadaan rumah, mengingat di rumah terdapat banyak aset-aset penting. Satu persatu surat tanah dan bangunan papa cek, dan juga barang berharga lainnya seperti perhiasan dan uang. Namun anehnya tidak satupun barang ada yang hilang.

"Agha, coba kamu cek kamarmu apa ada yang hilang?" Papa menyuruhku.

Aku menaikki tangga dan mengecek kamarku bersama Ghozy. Keadaan kamarku yang sebelumnya terkunci kini sudah tidak terkunci, aku cukup heran dengan maling tersebut. Aku tidak menemukan barangku yang hilang, tampaknya semua aman-aman saja. Namun, aku melihat sebuah kertas lecak dengan goresan tulisan tangan ceker ayam.

Aku pun segera menuruni tangga dan menghampiri papaku untuk menyampaikan isi surat tersebut.

Keep threathened or just release it?!

Begitulah isi surat teror tersebut. Apa maksudnya? Tampaknya kami tidak memiliki rival 'kan.

"Ah, apa maksudnya ini?" Papa mendecak kesal sambil berkacak pinggang.

Apa mungkin ini berhubungan dengan bisnis papa kali ya? Ah tapi masa sampai seperti ini.

"Kamu cepat telfon kakakmu! Papa takut kalau dia ada bahaya!" Suruh papa panik dan tergesa-gesa.

Setelah aku menelpon kakakku, dia mengatakan kalau dia aman-aman saja di kost-annya di Bandung.
Ya, aku memiliki seorang kakak perempuan di Bandung dia kuliah di ITB, dia dulu sedikit bandel dan tidak memakai hijab, entah kenapa sekarang ia sudah berusaha jadi lebih baik dan memakai hijab, mungkin aku rasa dia berubah begitu karena ia punya pengalaman buruk dengan mantan pacarnya, dan ini sebabnya ia ingin menjadi lebih baik, dan ia terkadang suka merenung sendiri. Sampai saat ini, bahkan aku tidak tau dia punya masalah apa dengan mantan pacarnya.

Setelah itu, papa bergegas menuju le kantor polisi untuk menyelesaikan kasus ini lebih lanjut.

Sedikit lebay papaku ini. Mungkin saja ini cuma surat kaleng biasa.

"Ngeri juga ya perumahan lo Gha!" Ghozy mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. Tatapannya aneh dan merisihkan.

"Tijel sumpah lo! Omongan lo disaat yang ga tepat banget sih!". Aku suka kesal, Ghozy kadang ngomong asal ngejeplak, sok kayak dewa, kadang ngomong gatau tempat, ganyambung juga lagi. Sumpah temen gue ini yang paling freak deh pokoknya. Tapi sebernya dia sahabat baik gue.

Kami semua segera membereskan rumah yang sudah sangat berantakan dan kacau-balau. Bahkan terdapat pecahan figura foto kami sekeluarga dan kami pun harus membereskan semua itu. Padahal harusnya kami sudah dapat beristirahat di pagi yang melelahkan ini.

Because AllahHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin