Samaniatun ٨

6.6K 418 8
                                    

A/N

Entah kenapa lagi pengen cepet update.

Sudah beberapa hari ini aku merasa bosan meskipun 5 hari yang lalu diajak jalan sama kak Haidar.

Pengen ke toko buku deh, yaa belajar dikit lah biar ntar ga bego bego amat disana.

Ngajak siapa ya enaknya?

Aku meraih hp yang tergelatak di meja nakas dan mencari kontak di LINE yang sekiranya bisa diajak jalan.

"Sorry Ars, gue gabisa. Lagi diluar kota sama bo-nyok" Begitulah balasan Keela.

"Yahh gue lagi di pantai nih sama sepupu-sepupu gue, maaf yaa Ars" Balasan yang kurang lebih sama dengan Keela dari Eza.

"Gue lagi nganterin Vica jalan. Sorry nyet gue gabisa" Hendry juga sama, pake manggil gue 'nyet' lagi.

"Aihh mager woy! Lagian gue disuruh beresin rumah nanti ,abis itu gue disuruh nemenin nyokap masak masak gajelas" Balas Lyouma temen deket gue sebangku.

"Ahaa... Agha aja ya"

"Yahh gua gaada kontak dia"

"Jiahh mau nggak mau jalan sendiri nih, lagian bosen kali jalan sama kak Haidar mele, kak Daisam mana mau" Gumamku.

Aku beranjak dari kepewean ku di tempat tidur dan segera bersiap siap.

"Mah pamit ya, mau ke toko buku" Aku mencium punggung tangan mama dengan khidmat.

"Loh sendiri?" Tanya mama heran.

"As you see" Ujarku mengedikkan bahu.

"Minta temenin Haidar lah ato Daisam" Suruh mama.

"Tolongin lah ma... Bujukin, aku males" Jawabku dengan jurus manja.

"Hem" Mama mengangguk terpaksa.

15 menit kemudian.

"Ayo!" Sahut kak Haidar "Ngerepotin dah lu" Katanya dengan nada dan wajah yang bete abis.

"Selo bang mukanya" Sindirku.

Aku berjalan melihat jejeran buku berwarna warni. Ku tengok satu persatu mencari cari buku yang akan ku beli.

"Nyari buku apa sih lo?" Kak Haidar menengadahkan dagu sambil menyilangkan kedua tangnnya diatas perut.

"Nah, cariin ini kak buku islami islami gitu, tentang kedokteran sama sesuatu tentang Turki" Aku memaparkannya.

"Okay, I'll find that"

Tak lama, lelaki yang hanya beda setahun denganku itu sudah menemukan semuanya, namun ada satu judul buku yang aku tidak suka.

Istri sholehah penghuni surga.

Dikira, gue apaan?!

"Nih biar lu masuk surga!!!"

"Gak gini juga kali, gua cari sendiri ah" Tolakku.

Perempuan Sholehah Penghuni Surga

"Jiahh!!! Apa bedanya ini! 'Istrinya' cuma diganti sama 'perempuan'. Ah tolol lu!" Kak Haidar menoyol kepalaku cukup kuat.

"Yeuu... Daripada istri!"

Setelah berdebat kecil dan tidak penting kami menuju kasir lalu melenggang keluar dari toko buku.

"Aduhh laper" Aku memegang perutku yang sudah bergemuruh sudah lama.

"Setdeh nih anak. Cacingan ya lo? Minum Convermex gih. Yah nyebut merek. Udah gendut tau lu, diet aturan!" Ucapnya ngotot.

"Cacingan mah ga gendut keles, lagian berat gue cuma 45 kilo" Elakku dengan lancar.
"Oh iya, pas itu ngapain sama Syarafana?" Tanya ku sambil menahan beratnya buku yang barusan kubeli.

"Ah-oh--ehmm..."kak Haidar nampak aneh. "Aduhh awkward banget pas itu".

"Udah ceritain aja"

"Jadi, cewek yang pernah gue ceritain nembak gue itu, bukan nembak sihh tapi suka ngasih surat sama kado-kado gitu yang bikin illfeel adalah si Syarafana"

Aku tiba tiba tersedak air ludahku sendiri sambil menahan ledak tawa.

"Nah terus kemaren pas abis show dia nyamperin gue dan nembak gue, gua kaget kan nah gua tolaklah pasti. Tapi dia ,pas di mal ngambek dan teriak ke orang-orang kalo gua ngancem pengen bunuh dia. Gimana gak shocked coba, yaudah gua mau gamau langsung peluk dia dan nenangin dia sok mesra gitu, karena gue sempet mau diusir satpam. Jadi terpaksa gue nerima dia"

Gue terbelalak denger aksi Syarafana yang gila dan malu maluin banget. Gue kasian dan prihatin sama kakak gue.

"Yaampun, gue sedih... Makanya jangan sok kegantengan. Oiya lo bikin dia ga betah aja sama lo kak" Aku menepuk bahu kakakku dengan wajah yang prihatin.

"Sayang... Makan yuk!" Seorang perempuan tiba tiba menggelayut di tangan kak Haidar dengan sok mesranya namun kak Haidar hanya menampakkan wajah menderita berharap untuk dibebaskan.

"Kok lo disini Sya?" Tanya kak Haidar lirih.

"Iya dong... Aku kan kangen kamu"Jawab Syarafana sok imut.

Horror juga nih cewek kayak cenayang aja bisa ngeramal keberadaan kak Haidar. Kabur ah.

Aku meninggalkan mereka.

Menikmati suasana mal yang sering didatangi sebenarnya memuakkan apalagi sendirian.

"Hey! Long time no see ya"  Seseorang lelaki muncul tiba-tiba di hadapanku yang hampir membuat aku terpeleset kaget.

Kenapa hari ini orang pada tiba-tiba.

"Haii!! Gue kangen deh sama temen gue yang satu ini... Kemana aja lo?" Rasa kangenku terlepas melihat Agha di hadapanku.

"Teman" Gumam Agha dalam hati.

"Gak kemana mana kok. Oiya makan yuk! Sushi disitu enak loh" Telunjuk Agha mengarah pada restoran sushi yang sangat aku gemari.

"Lo mau kuliah dimana Ars?" Tanya Agha sambil melahap sushi nya

"Turki Gha, Lo?" Jawabku singkat.

"What?!" . Agha tersedak tiba-tiba dengan sangat terkejut. "Gue sihh pengen ambil jurusan Akmil (Angkatan Militer) apalah itu.. Yaa pokoknya biar gue bisa jadi TNI AD. Hmm... AKABRI kali ya". Jawab Agha, wah impian bagus deh pengen jadi TNI.

"Oh.. Goodluck"

"Btw, kenapa di Turki? Jurusan apa?" Entah kenapa Agha kepo.

"Kedokteran, entahlah ortu gue pengen gue disana"
"Seru ya temenan sama lo!" Aku memandangnya sekilas.

"Temenan" Agha bicara kilat, why?

"Oh... Oke sahabatan... Janji?!" Aku meraih kelingking Agha dan mengaitkannya dengan kelingkingku spontan.

"Hem.. Kedengaran lebih baik" Senyum Agha nampak terpaksa,why?

Apa dia pengen dianggep lebih?, gue sih emang agak tertarik sama dia. Tapi mana mungkin dia ada rasa sama gue, ya kali deh kalo dia ada rasa mah. Kayaknya gamungkin.

Sebelum kita akan berpisah cukup lama aku tidak lupa meminta ID LINE-nya. Yaa biar ga lostcontact aja.

[A/N]

Pendek amat yak ini partnya... Yasudahlah terima nasib saja :')

Thanks buat semua yang udah vote dan makasih juga @Salsabilandr  dia first commenter di cerita ini. 

Thank you so much

Because AllahWhere stories live. Discover now