27

55 4 5
                                    

Kau berhak bahagia, aku juga berhak bahagia

.


.

Sudah lima hari demam Bianca tak kunjung turun, hal itu membuat Risa ibu dari Arsen  merasa khawatir dan memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit hingga harus diinapkan beberapa hari di sana.

"Sudah merasa baikan sayang?" Risa mengulur tangannya menyentuh dahi Bianca, mencoba untuk mengecek kondisi menantunya itu.

Bianca tersenyum dan mengangguk, "Sudah kok Bu, makasih banyak ya, Bianca merepotkan Ibu."

Risa ikut tersenyum lalu mengusap lembut kepala Bianca, "Sama-sama sayang, sudah tugas ibu merawat kamu."

"Sekarang sarapan dulu," ucap Risa mengambil mangkok berisi bubur dan menyuapkan dengan perlahan kepada Bianca. "Oh iya, katanya temen-temen kamu mau kesini untuk jenguk."

Bianca menerima suapan demi suapan dari sang mertua, ia mengangguk pelan sebagai respon.

"Assalamualaikum."

"Permisi!"

"Halo!"

"Tuh mereka, baru dibicarakan," ucap Risa dan langsung menyambut dengan baik para teman sekolah Bianca yang datang masuk. Ia tersenyum sangat ramah saat melihat mereka yang mulai salim dengannya.

"Eh, Tante, kita mau jenguk Bianca," ucap Lisa tersenyum lebar setelah mencium lengan Risa.

Risa mengangguk. "Iya, tadi Arsen udah bilang kalau kalian mau datang."

"Iya, Tante, maaf ya kita bawa rombongan hehe," ucap Anna ikut menjawab. Ia pun sama halnya dengan yang lain, menghormati ibu Arsen.

"Tapi kita nggak bawa apa-apa, Tan." Kini Putra yang bersuara, lelaki itu menyengir dengan khasnya. Beberapa teman memutar bola matanya dan mensoraki Putra yang tidak modal.

"Haha, nggak papa, kalian sudah datang juga Bianca senang." Risa melirik Bianca yang menganggukkan kepalanya, kemudian tangannya mengelus kepala Bianca kembali. "Sayang, Ibu tinggal dulu ya? Soalnya ada urusan, kalau ada apa-apa bilang aja."

Bianca kembali mengangguk mengerti dengan Risa yang cukup sibuk, "Iya, Bu, nggak papa."

"Nggak papa Tante, Bianca sama kita aja," sahut Putra kembali. Temannya yang lain ikut mengangguk.

"Ya sudah, Tante pamit dulu ya, kalian kalau mau makan pesan saja nanti biar Tante yang bayar ya." Melihat dari pakaian para remaja itu yang masih lengkap mengenakan seragam khas sekolahnya, Risa berinisiatif menawarkan makan kepada mereka. Pasti baru pulang sekolah langsung ke rumah sakit untuk menjenguk Bianca sang menantu.

"Iya, Tante, siap!" Lisa memberikan hormat pada Risa yang berlalu pergi.

"Maju pertama kalau masalah gratisan!"

Lisa menatap sinis Putra yang berdiri disebelahnya, "Ngaca!"

Setelah mengatakan itu, Lisa berjalan menghampiri ranjang Bianca. Ia memeluk Bianca yang terbaring di tempat tidur, "Lekas sembuh Bianca, Miss youu!!"

"Lepas Lis!" Bianca menepuk punggung temannya yang memeluknya cukup erat. Ia menghela napas pelan.

"Hehe, kan kangen ceritanya," ujar Lisa memberi alasan. "Cepet sembuh, kelas sepi tahu nggak ada Lo, Bi."

"GWS, Bianca."

"Semoga lekas sembuh."

"Iya, Bianca cepet sembuh terus masuk sekolah."

BIANCA ( Hate Love )Where stories live. Discover now