2

323 98 216
                                    

“Hari ini gue traktir kalian!” 

Dengan senang hati. Mereka menerima traktiran yang Bianca tawarkan tadi. Seperti biasa, teman-temannya akan mendapatkan traktiran jika salah satu diantara mereka ada yang berhasil dalam melakukan hal apapun.

Kalau dilihat secara fisik dibandingkan dengan ketiga temannya. Memang Bianca yang paling terlihat sempurna. Jadi tidak heran jika cewek itu menarik perhatian para kaum Adam.

Sedangkan, jika dilihat dari akademik, Bianca tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Anna. Lisa dan Tea memang tidak secerdas dan rajin Anna, tapi mereka juga tidak separah Bianca yang bahkan berangkat untuk sekolah tidak memiliki niat yang tepat.

Setelah memesan dan menunggunya sebentar. Pesanan pun sampai dan mereka mulai menikmatinya, sesekali berdialog senyaman mereka.

Saat sedang asik menyantap makanannya, tiba-tiba Anna tak sengaja melirik Arsen yang baru datang bersama kedua sahabatnya. Berjalan mencari tempat kosong dan duduk di sana.

“Bi, nggak tertarik sama Arsen?!”Anna bertanya dengan netra yang tertuju tepat pada sasaran nya.

Sontak, mereka pun mengikuti arah pandang yang Anna tunjuk namun tidak dengan Bianca. Gadis itu lebih memilih untuk menghabiskan makanan nya.

“Kadang-kadang, gue heran sama lu, Bi. Kalian itu temenan sejak kecil, tapi masa gak ada rasa tertarik dari dulu? Dan menurut gue, Arsen juga ganteng. Lebih tampan dia malah dari pada mantan-mantan lu yang seabrek itu.” Lisa mengatakan yang sesungguhnya. Sangat penasaran dengan masalah yang membuat Bianca dan Arsen tak dekat seperti pertemanan pada umumnya.

Bianca tetap fokus menikmati baksonya dan tidak berniat untuk menyahut.

“Kenapa nggak jadiin si Arsen pacar lu juga? Kayanya tuh anak berduit juga,” lanjut Lisa asal.

Thea melirik temannya dan melempar gumpalan sampah tepat mengenai puncak kepala Lisa.  “Matre!”

“Aneh kalo gue pacaran sama dia, kita itu temen dari kecil dan akan aneh kalo tiba-tiba pacaran, dan yang terakhir Bunda gue ngelarang keras gue pacaran.”

“Dilarang pacaran sama nyokap lu, berarti selama ini lu bohong dong?” tanya Anna.

Bianca menggeleng cepat. “Nggak, gue gak bohong. Kan gue gak pernah cerita kalo pacaran.”

“Sama ajalah Maemunah! Lu udah khianati janji nyokap lu.”

Lisa mengetuk pelan kepala Bianca karena gemas ingin menelan hidup-hidup.

“Kualat lu, bohongin orang tua.” Anna menyumpahi sebab kesal.

“Tapi, mungkin kalau sama Arsen, nyokap lu  ngizinin deh. Arsen ‘kan mantu idaman, udah cakep, pinter, soleh lagi.” ucap Lisa sekali lagi dengan menerka. Ia memainkan kedua alisnya seraya tersenyum sumringah. Jika disatukan dengan Arsen, Lisa akan menjadi orang pertama yang mendukungnya. 

Bianca malas menanggapi celotehan para temannya yang menurutnya sangat tidak penting. Ia menyeruput air esnya yang tersisa sedikit, lalu bangun dari tempatnya.

"Mau kemana?" tanya Anna.

"Nambah es,"

Bianca berjalan menuju tempat es tersebut. Sesudah membelinya, saat berbalik dirinya tak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang sangat ia benci. Shera.

Shera mendelik malas manusia yang berada di hadapannya.

"Kenapa mata Lo? Sakit?" Bianca bertanya kala shera menatapnya seakan mengintimidasi dirinya.

Shera dan Bianca jika sudah di pertemukan akan terjadi sesuatu yang menghebohkan. Mereka akan ribut walau hanya dari masalah kecil.

Bukannya menyahut. Shera hanya diam seraya merapihkan almamater nya yang melekat rapih di tubuhnya. Seakan memperlihatkan bahwa dirinya merupakan salah satu bagian dari anggota OSIS di SMA Antariksa.

BIANCA ( Hate Love )Where stories live. Discover now